Synchron Buat Kemajuan Pesat, Teknologi Otak ke Komputer Diujicoba untuk Manusia
Synchron, startup asal New York sukses membuat antarmuka otak-komputer. (foto: unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pada April, startup neurotek milik Elon Musk, Neuralink, dengan bangga mendemonstrasikan eksperimen monyet kera dengan dua perangkat "Link" yang ditanamkan di otaknya untuk memainkan video game—hanya dengan pikirannya. Langkah selanjutnya, kata Musk, akan menguji perangkat tersebut pada manusia. Sementara timeline itu masih di awang-awang, kini beberapa pesaing tenang Neuralink sudah membuat kemajuan pesat.

Synchron, sebuah startup New York yang membuat antarmuka otak-komputer, atau BCI, mirip dengan Neuralink, Rabu mengatakan telah menerima izin FDA untuk menguji perangkat otaknya pada pasien manusia dalam apa yang dikenal sebagai studi kelayakan awal.

Perangkat implan Synchron, yang disebut Stentrode, lebih kecil dari batang korek api. Tidak seperti perangkat "Link" Neuralink yang membutuhkan pengeboran lubang dua milimeter di tengkorak pasien untuk dipasang, Stentrode cukup kecil untuk ditanamkan melalui pembuluh darah di dasar leher. Perangkat kemudian akan bermanuver menuju pembuluh darah di otak.

Stentrode bekerja dengan berkomunikasi melalui kawat kecil dengan implan kedua di dada. Pemancar kemudian mengirimkan sinyal ke komputer eksternal di dekat pasien.

"Kami telah bekerja sama untuk membuka jalan ke depan, menuju persetujuan komersial pertama untuk BCI yang ditanam secara permanen untuk pengobatan kelumpuhan," kata CEO Synchron Thomas Oxley dalam sebuah pernyataan, Rabu, 28 Juli.

Perusahaan tersebut kini berencana untuk mendaftarkan enam pasien dalam uji coba di AS, pada akhir tahun ini. Produk yang disetujui FDA dapat dipasarkan dalam waktu tiga sampai lima tahun. 

Tahun lalu, Synchron melakukan uji coba empat pasien di Australia. “Studi di AS akan melihat lebih dekat pada masalah keamanan, termasuk risiko fisik dan keamanan siber,” kata Oxley.

Antarmuka otak-komputer adalah perbatasan terbaru dari kecerdasan buatan dan biologi. Sementara teknologi ini masih dalam tahap yang sangat awal, semakin banyak perusahaan yang ingin menggunakannya secara komersial, menciptakan tantangan bagi FDA.

Pada April lalu, FDA mengesahkan perangkat pertama yang termasuk dalam kategori BCI, robot yang dapat dikenakan yang disebut IpsiHand yang dikembangkan oleh startup Neurolutions dari Universitas Washington. Perangkat yang dapat dikenakan ini dirancang untuk membantu orang yang cacat akibat stroke mendapatkan kembali kendali atas fungsi lengan dan tangan mereka menggunakan pikiran mereka.