JAKARTA - Twitter telah memutuskan untuk menghapus dukungan Google's Federated Learning of Cohorts (FLoC) dari jejaring sosialnya. Sebaliknya, baru-baru ini MEREKA menambahkan teknologi pelacakan baru ke platformnya.
Bulan lalu, peneliti keamanan Jane Manchun Wong menemukan bahwa Twitter mengumpulkan data untuk FLoC dengan memeriksa kode sumber situs webnya. Namun sekarang, tampaknya jejaring sosial telah menghapus dukungan untuk FLoC dari situs webnya karena teknologi pelacakan baru menghadapi kritik yang berkembang secara online.
Dalam tweet baru-baru ini, Wong menjelaskan bahwa "Twitter telah menghapus kode yang terkait dengan pengumpulan FLoC dari pengguna mulai sekarang". Ini bisa berubah di masa depan terutama karena Google sekarang sedang dalam proses menulis ulang FLoC karena telah memutuskan untuk tidak memperpanjang uji coba teknologi pelacakan lebih lanjut.
BACA JUGA:
Bagi mereka yang tidak terbiasa, FLoC adalah program pelacakan yang bertujuan untuk mengganti cookie pihak ketiga dengan menggunakan algoritme pembelajaran mesin untuk menempatkan orang ke dalam grup berdasarkan kebiasaan menjelajah mereka dan data dari grup ini kemudian dibagikan kepada pengiklan. Ini tentunya hanya menguntunga Google.
Meskipun ini merupakan peningkatan dari cara cookie pihak ketiga secara tradisional digunakan untuk melacak pengguna secara individual, semakin banyak bisnis telah memutuskan untuk keluar dari FLoC atau menonaktifkan teknologi secara bersamaan.
Sejauh ini Brave, Vivaldi, Microsoft, GitHub, WordPress, DuckDuckGo, Electronic Frontier Foundation dan lainnya telah menyuarakan penentangan mereka terhadap FLoC yang bisa menjadi salah satu alasan Google tidak memperpanjang masa percobaannya.
Namun, Google belum selesai dengan FLoC dan perusahaan berencana untuk membawa teknologi pelacakan yang ditingkatkan ke browser sekali lagi pada akhir tahun depan.