Xiaomi Ingin Geser Samsung untuk Rajai Pasar <i>Smartphone</i> Global
Xiaomi siap geser Samsung dari produsen poonsel terbesar dunia (TalkAndroid)

Bagikan:

JAKARTA – Setelah raksasa teknologi asal China, Xiaomi sudah melampaui Apple sebagai produsen ponsel terbesar kedua dunia. Kini Xiaomi berupaya menggeser posisi pertama produsen samartphone global asal Korea, Samsung.

Data dari firma riset Canalys menyebutkan bahwa pengiriman smartphone Xiaomi pada kuartal kedua 2021 telah mencapai 17 persen. Berselisih 2 persen dari Samsung yang memuncaki pembuat ponsel global terbesar.

Di sisi lain, pada kuartal yang sama di tahun 2020, pengiraman ponsel Xiaomi meroket hingga lebih dari 80 persen. Dengan capaian tersebut, Canalys menyebut inilah pertama kalinya Xiaomi menggeser posisi Apple. CEO Xiaomi, Lei Jun menegaskan bahwa pihaknya akan mempertahankan posisi tersebut.

“Meskipun perayaan sekarang, saya ingin memastikan kami bisa mempertahankan tempat kedua kami dengan mantap dan kokoh di masa depan,” kata Lei Jun.

Pihak Canalys, Ben Stanton secara terang-terangan menyebut bahwa Xiaomi telah menentukan target baru untuk memuncaki klasemen. Mereka berniat menggeser posisi Samsung.

“Semua vendor berjuang keras untuk mengamankan pasokan komponen di tengah kelangkaan global. Namun Xiaomi telah mengincar hadiah berikutnya: menggantikan Samsung untuk jadi vendor terbesar di dunia,” ujar Stanton sebagaimana dikutip CNN International.

Selain itu, Stanton juga memaparkan bahwa perusahaan teknologi asal China itu berhasil melebarkan sayapnya di pangsa pasar luar negeri dengan cepat. Untuk pengiriman ponsel ke pasar Amerika Latin sendiri telah mengalami peningkatan hingga lebih dari 300 persen, ke Eropa Barat 50 persen, dan Afrika sebanyak 150 persen.

Dari segi harga, ponsel Xiaomi memang dibanderol dengan harga yang lebih murah ketimbang pabrikan Apple dan Samsung. Perbedaan harga antara Xiaomi dan kedua produsen ponsel tersebut sekitar 40 persen dan 75 persen lebih murah.

Meski demikian, Xiaomi sendiri harus bersaing dengan produsen smartphone dari dalam negeri, seperti Oppo dan Vivo. Stanton menyebutkan bahwa persaingan tersebut merupakan “pertempuran yang sulit.”