JAKARTA - Nama Dominic Cummings sedang menduduki peringkat pertama di kolom pencarian Twitter. Bukan bermasalah atau menyebarkan misinformasi, politisi asal Inggris ini justru diblokir karena memiliki nama yang terkesan vulgar.
Dilaporkan The Guardian, pemblokiran ini terjadi karena Twitter mendeteksi aktivitas Cummings di media sosial mengandung konten pornografi. Terlebih banyak tagar yang memplesetkan namanya dan menjadi trending topic di Twitter, seperti #cummnings, #dominiccummigs dan #sackcummimgs.
Peristiwa ini terjadi, setelah kepala penasihat Perdana Menteri (PM) Inggris itu melanggar aturan kuncitara atau lockdown dengan mengemudi sejauh 250 mil. Ia juga dikabarkan mengalami gejala penyakit COVID-19 saat mengemudi.
#LockdownForTheManyNOTtheFew@Conservatives @10DowningStreet @BorisJohnson @Number10press - What a pathetic visage before us tonight; answer the #DominicCummings questions! Fire him! He Broke Quarantine / Broke the Law / Drove a Car whilst incapacitated. pic.twitter.com/ntvTpMUazp
— 51stState🐦🌹 (@Fifty1stState) May 28, 2020
Warganet lantas tidak terima dengan tingkah laku politisi Inggris itu. Mereka kemudian membuat tagar-tagar dengan memplesetkan nama Dominic Cummings di Twitter.
Alhasil mesin pemfilter Twitter menganggap nama Dominic Cummings sebagai konten pornografi. Di mana secara otomatis Twitter akan memblokir semua hasil foto dan video dari istilah pencarian yang diyakini dapat berisi konten sensitif seperti "porno" atau "Cummings."
Hingga saat ini, Twitter belum memberikan penjelasan terkait algoritma filternya. Namun entah disengaja atau tidak, filter anti-pornografi ini bekerja cukup cepat untuk mengkurasi akun-akun yang menampilkan aktivitas vulgar.
Belum lagi masalah yang terjadi dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mendapat label 'fact-check' tuntuk beberapa kicauannya yang berpotensi misinformasi. Trump sendiri berencana untuk mempermasalahkan fitur baru Twitter itu karena telah mengekang kebebasan informasi.
This does not make us an “arbiter of truth.” Our intention is to connect the dots of conflicting statements and show the information in dispute so people can judge for themselves. More transparency from us is critical so folks can clearly see the why behind our actions.
— jack (@jack) May 28, 2020
Di sisi lain, CEO Twitter Jack Dorsey angkat bicara mengenai kegunaan fitur pemeriksaan fakta di platfromnya. Menurutnya pemeriksaan fakta sejatinya, untuk menghilangkan segala potensi dari misinformasi yang diunggah pengguna Twitter dalam bermedia sosial.
"Ini tidak membuat kita menjadi wasit kebenaran. Tujuan kami adalah untuk menghubungkan titik-titik pernyataan yang bertentangan dan menunjukkan informasi dalam perselisihan sehingga orang dapat menilai sendiri. Lebih banyak transparansi dari kami sangat penting sehingga orang dapat dengan jelas melihat alasan di balik tindakan kami," imbuh Dorsey.