JAKARTA – Setelah regulator keuangan Filipina memberikan sinyal untuk perdagangan mata uang kripto, Bursa Efek Filipina (PSE) berambisi menjadi platform pertukaran kripto yang pertama di dalam negeri.
Ramon Monzon selaku CEO PSE menegaskan bahwa bursa lokal harus menjadi platform perdagangan kripto yang pertama di Filipina. Ramon bersikeras bahwa PSE harus menjadi bursa kripto pertama di dalam negeri.
“Jika harus ada bursa untuk kripto, itu harus dilakukan di PSE. Mengapa? Pertama, karena kita memiliki infrastruktur perdagangan. Tetapi yang lebih penting, kami bisa menjamin perlindungan investor terutama (yang berkaitan) dengan produk seperti kripto,” kata Ramon sebagaimana dikutip dari CNN.
Saat ini PSE tengah menunggu kebijakan Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina dan sejumlah regulator keuangan lain. Meski berambisi menjadi bursa kripto pertama, Ramon Monzon memperingatkan volatilitas kripto yang sangat tinggi
“Kekayaan instan bisa menjadi kemiskinan instan juga,” tandasnya.
BACA JUGA:
Pemerintah Filipina telah mengkaji peraturan perdagangan mata uang kripto sejak 2019 lalu. Waktu itu, Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina mempertanyakan apakah negara siap mendirikan bursa kripto yang lengkap.
Di sisi lain, penggunaan pembayaran digital dalam negeri kian menguat. Tercatat 10% dari PDB berasal dari pengiriman uang yang dilakukan oleh 10 juta ekspatriat Filipina yang bekerja di luar negeri.
Dalam beberapa tahun terakhir, Filipina telah berupaya mengukuhkan dirinya sebagai pusat kripto regional. Pada 2018 lalu, negara tersebut sudah membuka Kawasan Ekonomi Khusus yang berlokasi di Cagayan yang ditujukan untuk sejumlah perusahaan kripto.
Setelah menyaksikan cepatnya pertumbuhan pengguna aset digital dalam tiga tahun terakhir, pada Januari 2021 bank sentral Filipina memutuskan untuk mengeluarkan peraturan baru bagi penyedia layanan mata uang kripto sebagaimana dihimpun dari Cointelegraph.