Bagikan:

JAKARTA - London Stock Exchange Group (LSEG) tengah merancang langkah besar dengan merintis pasar digital baru yang menggunakan teknologi blockchain. Upaya ini akan menjadikannya sebagai bursa besar pertama di dunia yang mengadopsi blockchain secara luas dalam perdagangan aset keuangan reguler.

Rencana ini telah diperjuangkan selama sekitar satu tahun, dan LSEG merasa sudah tiba saatnya untuk mewujudkannya. Murray Roos, Direktur Grup Pasar Modal LSEG, berbicara kepada Financial Times tentang langkah ambisius ini. Julia Hoggett, CEO Bursa Efek London, ditugaskan untuk memimpin proyek tersebut.

LSEG bukanlah nama asing dalam dunia bursa saham global. Mereka setara dengan pemain besar lainnya seperti NYSE Euronext, Nasdaq, dan CME Group. Namun, belakangan ini, LSEG telah melirik teknologi blockchain sebagai solusi untuk meningkatkan kecepatan, efisiensi, dan keamanan dalam transaksi keuangan.

Meski gunakan blockchain, Roos menegaskan bahwa LSEG tidak berencana untuk terlibat dalam aset kripto. Mereka ingin menggunakan teknologi blockchain yang mendukung kripto untuk meningkatkan proses transaksi aset tradisional. Tujuannya adalah menciptakan proses yang lebih efisien, terstruktur, dan transparan.

Mereka telah berbicara dengan regulator, termasuk pemerintah Inggris dan Departemen Keuangan, untuk memastikan bahwa proyek ini mematuhi aturan dan peraturan yang berlaku. LSEG berambisi untuk menciptakan platform global yang memungkinkan partisipasi lintas yurisdiksi, sesuatu yang belum pernah terjadi dalam dunia analog.

Contoh yang disebutkan Roos adalah jika seorang pembeli Swiss ingin membeli aset Jepang dari penjual Amerika. Dalam dunia konvensional, ini bisa rumit, tetapi dengan dukungan regulator dan teknologi blockchain, prosesnya akan menjadi jauh lebih sederhana.

Pada awalnya, pasar digital ini mungkin akan fokus pada perdagangan aset swasta, di mana transaksi sering kali berjalan lambat. Namun, jika model ini terbukti sukses, mereka berencana untuk memperluas cakupannya ke jenis aset lainnya.