Bagikan:

JAKARTA - Selayaknya perang suci, itulah upaya yang dilakukan Google terhadap misinformasi dan hoax. Dan selama masa pandemi ini, perang tersebut semakin sengit, terwujud dalam berbagai pembaruan Google untuk layanan mesin pencarinya.

Mulai dari pembatasan informasi dari sumber tidak dikenal, hingga penambahan kotak informasi yang berasal dari lembaga kesehatan dan ditempelkan pada mesin pencarian. Tapi nyatanya, misinformasi –terutama yang terkait dengan virus corona dan vaksin Covid 19, selalu menemukan celah dan sampai ke pembaca.

Yang paling baru, Google memperkenalkan MUM. Singkatan dari Multitask Unified Model, sebuah alat berbasis Kecerdasan Buatan terbaru yang dikembangkan perusahaan. Danmenurut klaim Google, MUM bisa membantu mesin pencari  untuk menjawab kalimat paling rumit yang diketikkan pengguna.

Kotak informasi yang dihasilkan MUM (Blog Google).jpg

“Dengan mengumpulkan informasi dari 75 lebih bahasa,” ucap Google Fellow and Vice President Search Pandu Nayak lewat blog resmi perusahaan, Selasa, 29 Juni.

Pertama kali diperkenalkan pada konferensi pengembang Google I/O bulan Mei lalu, perusahaan menyatakan bahwa sudah mengaktifkan MUM. Dan kerja pertamanya yakni menampilkan informasi terkait vaksin virus corona.

Menurut analisa perusahaan, terdapat lebih dari 800 variasi dari nama vaksin coronavirus. Seperti “Coronavirus Pfizer” dan “CoVaccine”. Dan semua varian itu dikumpulkan dari berbagai bahasa.

Mengidentifikasi nama, serta memilih kotak informasi dari masing-masing querytersebut, adalah proses yang biasanya memakan waktu “berminggu-minggu”. Akan tetapi, menurut klaim perusahaan, MUM bisa melakukannya dalam waktu sekejap. Cuma beberapa detik saja!

Google juga sudah memvalidasi hasil analisa MUM dan dinilai akurat. Sehingga, teknologi tersebut kini diujicobakan pada mesin pencari.

“Pemanfaatan MUM yang pertama ini membantu kamu mendapatkan informasi penting dari pengguna yang berasal dari berbagai penjuru dunia dalam waktu singkat,” ungkap Pandu.

Google menampilkan informasi dari CDC atau World Health Organization (WHO) dalam kotak informasi. Selain itu, Google juga menyatakan bakal menampilkan informasi yang berasal dari “otoritas kesehatan lokal, bergantung pada dari mana Anda melakukan pencarian”.

Menyebarkan informasi vaksin merupakan contoh berskala kecil dari beberapa perubahan besar yang tengah diterapkan perusahaan untuk mesin penelusuran. MUM juga membutuhkan lebih sedikit input data dalam menghasilkan jawab.

“Secara teoritis, mesin pencari Google bisa beradaptasi lebih cepat dengan tren dan informasi baru,” pungkas Pandu.