Bagikan:

JAKARTA - London City Airport resmi mengumumkan peralihan penggunaan sistem pengontrol lalu lintas udara jarak jauh, Jumat 30 April lalu. Kendati, sistem ini sudah diterapkan sejak awal tahun. 

Langkah ini sebagian untuk memfasilitasi perluasan masa depan bandara yang dibangun di bekas dermaga di sebelah distrik keuangan London di Canary Wharf, sebut salah satu petinggi bandara.

Untuk mendukung sistem ini, empat belas kamera definisi tinggi telah dipasang di menara setinggi 50 meter, yang menangkap semua aktivitas pendaratan dan pemberangkatan di landasan pacu.

Video dan audio diumpankan ke ruang kendali 70 mil jauhnya di Hampshire, di mana kantor pusat NATS (National Air Traffic Control Service) berbasis. Layar dapat dilapisi dengan data tambahan untuk membantu pekerja memberikan instruksi yang benar ke pesawat.

kopassus
Aktivitas di bandara London City Airport. (Wikimedia Commons?Lisa Jarvis)

“Apa yang dapat kami lakukan adalah, menambah informasi yang akan dimiliki oleh pengawas lalu lintas udara di menara tradisional kami dengan lebih banyak informasi, yang ada tepat di depan mereka," jelas Chief Operating Officer Bandara London City Alison Fitzgerald, melansir Euronews.

"Jadi itu termasuk data radar, data cuaca, tanda panggilan pesawat. Jadi itu hanya memberi mereka lebih banyak informasi untuk beroperasi dengan lebih aman," imbuhnya.

Serangan siber

Ada keunggulan, ada pula sisi kelemahan. sistem pemandu jarak jauh berteknologi tinggi dapat menjadi target serangan dunia maya, kata beberapa ahli. Tapi, ada cara untuk mengurangi risiko.

"Pasti selalu ada risiko dengan sistem seperti ini. Untuk satu hal, meningkatkan kompleksitas adalah masalah, di mana kita beralih dari sesuatu yang sangat sederhana, jenis citra stereotip seseorang yang keluar dari jendela dengan teropong. Menjadi memiliki kamera dan monitor dengan koneksi jarak jauh," papar pakar keamanan siber Holly Williams.

"Kompleksitas yang meningkat adalah sebuah masalah, tetapi hal itu dapat ditangani dengan cara yang kami lakukan untuk membangun segala jenis sistem yang tahan banting," lanjutnya.

"Semua komponen kunci sistem direplikasi, jadi jika ada yang gagal, ada cadangan di tempat yang aman," tukasnya. 

Untuk diketahui, proyek bernilai jutaan poundsterling ini telah diperkenalkan untuk membuat kontrol lalu lintas udara lebih aman dan efisien. Teknologi pemandu lalu lintas jarak jauh tersebut dikembangkan oleh Saab Digital Air Traffic Solutions asal Swedia Swedia.