Bagikan:

JAKARTA - Bulan purnama merah jambu atau pink moon terjadi di beberapa negara, tak terkecuali di Indonesia. Penampakan wajah atau piringan bulan terlihat begitu dekat karena berada pada titik terdekatnya dengan Bumi. 

Julukan Pink Moon muncul sekitar tahun 1930-an yang diambil dari penamaan suku Indian Amerika untuk bulan April. Nama tersebut disesuaikan dengan tumbuhnya tanaman moss pink atau dikenal juga mountain phlox yang menjadi penanda bunga musim semi.

Bulan purnama ini juga memiliki nama lain yang diberikan suku pesisir Amerika Utara. Mereka menamai fenomena ini seperti Bulan Rumput Tumbuh (Sprouting Grass Moon) atau Bulan Telur (Egg Moon).

Ada pula yang menamainya sebagai Bulan Ikan atau Fish Moon, karena fenomena ini menjadi waktu bagi migrasi ikan salmon untuk berenang ke hulu untuk bertelur.

Dikutip dari laman LAPAN, Pink Moon termasuk dalam fenomena supermoon yang terjadi di tahun 2021. Bulan purnama berikutnya baru akan terjadi pada 26 Mei 2021.

"Ini adalah bulan purnama terbesar dan paling terang untuk tahun ini," tulis LAPAN.

Saat bulan purnama terjadi, penampakan bulan akan terlihat jelas dari Bumi. Didukung oleh keadaan Perige atau jarak terdekat Bulan ke Bumi, membuat penampakan bulan jika dilihat dari Bumi semakin besar layaknya Supermoon. 

Bagi umat Hindu, bulan purnama di April ini dipercaya sebagai peristiwa kelahiran Dewa Hanuman. Berdasarkan kalender lunar Hindu di Chaitra, perayaan kelahiran Dewa Hanuman itu disebut sebagai Hanuman jayanti. 

Sedangkan bagi umat Buddha, terutama di Sri Lanka. Fenomena bulan purnama ini disebut sebagai Bak Poya yang diceritakan pada saat itu, Sang Buddha mengunjungi Sri Lanka untuk menyelesaikan perselisihan antar kepala suku dan menghindari perang.