JAKARTA – Menjelang pergantian tahun, Nokia mengungkapkan prediksi tren yang mungkin dihadapi industri telekomunikasi dalam beberapa tahun ke depan. Tren ini berkaitan erat dengan infrastruktur digital.
Ming Kin Ngiam, Head of SEA South Network Infrastructure Sales Nokia, mengatakan bahwa pemerintah Indonesia sedang fokus mempersiapkan talenta digital sesuai kebutuhan industri. Ada berbagai program pelatihan dan sertifikasi yang disediakan untuk mendukung persiapan tersebut.
Untuk mempercepat transformasi digital, yang mencakup peningkatan literasi digital, Ming berpendapat bahwa Fixed Wireless Access (FWA) akan sangat dibutuhkan, khususnya di daerah yang tidak memiliki akses ke jaringan fiber optik.
Selain itu, permintaan komputasi diperkirakan akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Sejalan dengan peningkatan ini, pusat data Asia Pasifik (APAC) diperkirakan akan mengalami pertumbuhan gabungan hampir 20 persen hingga 2028.
Tingkat pertumbuhan tahunan yang lebih tinggi ini akan dibarengi dengan investasi yang melebihi 564 miliar dolar AS (Rp9.151 kuadriliun). APAC juga diperkirakan akan menyumbang lebih banyak kapasitas pusat data global selama beberapa tahun ke depan.
"Ekspansi cepat ini memproyeksikan bahwa APAC akan menyumbang sekitar 30 persen dari kapasitas pusat data global, dengan kapasitas regional diperkirakan akan meningkat lebih dari dua kali lipat—dari 10.500 MW menjadi 24.800 MW," kata Ming kepada VOI.
BACA JUGA:
Apa pun tren yang akan dihadapi oleh industri telekomunikasi di tahun depan, Ming mengungkapkan bahwa mereka akan terus mendukung inisiatif pemerintah, khususnya dalam melancarkan misi transformasi digital di berbagai daerah yang belum terjangkau.
"Kami di Nokia tetap berkomitmen untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam inisiatif negara dan akan terus bekerja sama dalam melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk membentuk masa depan digital Indonesia," ujar Ming.
Ming menambahkan bahwa Nokia ingin menjadi pemimpin industri pada setiap tren yang muncul di industri telekomunikasi. Untuk mencapai hal ini, Nokia akan memanfaatkan portofolio perusahaan yang terdiri dari berbagai teknologi canggih dan solusi terdepan.
"Portofolio luas kami yang terdiri dari teknologi canggih dan solusi penting misi untuk mendukung perusahaan dan bisnis lokal di Indonesia," ungkap Ming. "(kami memiliki solusi) untuk jaringan bisnis masa depan ... memberdayakan organisasi untuk melindungi data dan komunikasi sensitif mereka di dunia."