JAKARTA - Bitcoin (BTC) kembali mencatatkan rekor baru pada hari ini, Senin, 16 Desember 2024. Harga BTC berhasil menembus angka psikologis 106.000 dolar aS (Rp1,696 miliar) menurut data CoinMarketCap. Pada pukul 07.40 WIB tadi pagi, harga Bitcoin menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di 106.488 dolar AS (Rp1,704 miliar) sebelum tergelincir ke bawah 105.000 dolar AS (Rp1,68 miliar) beberapa jam kemudian. Hingga siang ini, Bitcoin diperdagangkan di level 105.866 dolar AS (Rp1,677 miliar), naik 3,11 persen dibandingkan hari sebelumnya.
Melambungnya harga Bitcoin turut mengerek kapitalisasi pasarnya sebesar 3,12 persen menjadi 2,07 triliun dolar AS (Rp33,12 kuadriliun). Saat ini, Bitcoin menguasai 56 persen pangsa pasar kripto, naik 0,29 persen dalam 24 jam terakhir. Lonjakan ini menunjukkan antusiasme investor yang semakin besar terhadap aset digital terbesar di dunia.
Penyebab Naiknya Harga BTC
Kenaikan signifikan Bitcoin ini dipicu oleh pernyataan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump, yang mengumumkan rencana membentuk cadangan strategis Bitcoin alias Bitcoin Reserve.
Dalam wawancara dengan CNBC, Trump mengatakan, "Kami akan melakukan sesuatu yang besar dengan kripto karena kami tidak ingin negara lain, seperti China, melangkah lebih jauh dari kita." Ketika ditanya apakah cadangan strategis ini serupa dengan cadangan minyak nasional, Trump menjawab, "Ya, saya pikir itu ide yang bagus."
BACA JUGA:
Pernyataan ini turut mendorong harga Bitcoin naik lebih dari 50 persen sejak Trump memenangkan Pemilu AS 2024 pada 5 November lalu. Berdasarkan data CoinGecko, nilai total pasar kripto global hampir dua kali lipat sepanjang tahun ini dan mencapai rekor 3,8 triliun dolar AS (Rp60,8 kuadriliun).
Tidak hanya mencatat rekor harga, Bitcoin juga membukukan tren kenaikan mingguan terpanjang sejak 2021, dengan tujuh minggu berturut-turut ditutup positif, menurut laporan Bloomberg. Selain Bitcoin, Ether, kripto terbesar kedua di dunia, juga mengalami kenaikan hampir 3 persen ke level 4.014 dolar AS (Rp64,224 juta).
Sementara itu, aliran dana ke exchange-traded funds (ETF) berbasis Bitcoin di AS mencapai 12,2 miliar dolar AS (Rp195,2 triliun) sejak kemenangan Trump. Produk serupa berbasis Ether juga mencatatkan investasi sebesar 2,8 miliar dolar AS (Rp44,8 triliun).