JAKARTA - Ripple (XRP) mencatatkan performa terbaik di antara 20 cryptocurrency teratas hari ini (29 November). Harga XRP melonjak hingga 1,63 dolar AS atau sekitar Rp25.754, angka tertinggi sejak musim semi 2021. Saat ini, XRP diperdagangkan di kisaran 1,61 dolar AS atau Rp25.438, naik 10% dalam sehari dan 200% dalam sebulan terakhir.
Penyebab Harga XRP Naik
Salah satu pendorong utama kenaikan ini adalah perkembangan terkait stablecoin Ripple, RLUSD. Minggu ini, seorang pengguna X mengklaim hampir semua token RLUSD telah dibakar, memicu spekulasi peluncuran produk tersebut. Namun, Presiden Ripple, Monica Long, menyatakan bahwa RLUSD hanya akan diluncurkan setelah mendapatkan persetujuan regulasi dari NYDFS (New York Department of Financial Services).
Kabar lainnya datang dari spekulasi berakhirnya konflik hukum antara Ripple dan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Beberapa hari lalu, Ketua SEC, Gary Gensler, mengumumkan akan mundur pada Januari 2024. Gensler dikenal sebagai sosok anti-kripto, sehingga berita ini disambut positif oleh komunitas XRP.
BACA JUGA:
Komunitas optimistis pemimpin baru SEC akan pro-kripto, membuka peluang hasil positif dalam gugatan yang telah berlangsung hampir empat tahun. Beberapa pakar, seperti pengacara AS ,Jeremy Hogan, memprediksi SEC dapat menyelesaikan kasus Ripple dengan jumlah denda sebelumnya, yaitu 125 juta dolar AS (sekitar Rp1,975 triliun).
Potensi ETF dan Dampaknya Terhadap XRP
Selain itu, langkah Bitwise Asset Management mengajukan proposal ETF baru juga menjadi katalis positif. ETF tersebut mencakup 10 aset kripto, termasuk Ripple, Bitcoin, dan Ethereum, dengan XRP memiliki alokasi 1,5%.
Peluncuran ETF serupa di masa lalu kerap memicu kenaikan harga aset dasar, dan hal ini diperkirakan akan berulang jika proposal Bitwise disetujui SEC.