JAKARTA - MicroStrategy, perusahaan intelijen bisnis asal Amerika Serikat, makin memantapkan posisinya sebagai pemegang Bitcoin terbesar di dunia. Baru-baru ini, pada 25 November 2024, MicroStrategy mengumumkan pembelian 55.500 BTC senilai sekitar 5,4 miliar dolar AS (Rp85,3 triliun) dengan harga rata-rata 97.862 dolar AS (Rp1,5 miliar) per Bitcoin. Pembelian teranyar ini meningkatkan jumlah total kepemilikan Bitcoin perusahaan menjadi 386.700 BTC.
Perusahaan yang dipimpin oleh Michael Saylor ini mulai membeli Bitcoin pada Agustus 2020, dengan tujuan untuk menjadikan Bitcoin sebagai “emas digital” yang berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakstabilan ekonomi.
BACA JUGA:
Hingga saat ini, MicroStrategy telah menginvestasikan sekitar 21,9 miliar dolar AS (Rp346,4 triliun) untuk mengakumulasi Bitcoin, dengan harga rata-rata 56.761 dolar AS (Rp896 juta) per BTC.
Keputusan untuk terus menambah kepemilikan Bitcoin ini terbukti membawa hasil yang signifikan. Pada kuartal ini, perusahaan tercatat memperoleh imbal hasil Bitcoin sebesar 35,2%, dan 59,3% secara tahunan. Jika harga Bitcoin terus meningkat, MicroStrategy diprediksi akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar, dengan potensi penghasilan hingga 11,2 miliar dolar AS (Rp176,3 triliun) pada akhir tahun jika harga Bitcoin mencapai 100.000 dolar AS (Rp1,58 miliar).