JAKARTA - Ripple Labs, perusahaan pembayaran lintas batas (cross border) berbasis blockchain dan pengelola koin XRP asal Amerika Serikat, meluncurkan program bertajuk “Unlocking Opportunity” sebagai bagian dari upaya memperluas adopsi teknologi blockchain di negara-negara berkembang. Program ini merupakan hasil kemitraan dengan Mercy Corps dan dirancang untuk mendukung Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta pengusaha yang memanfaatkan teknologi Ripple.
Program tersebut menawarkan pendanaan hingga 100.000 dolar AS (sekitar Rp1,58 miliar) kepada inovator yang menggunakan XRP Ledger atau stablecoin RLUSD, yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Fokus utama inisiatif ini adalah meningkatkan inklusi keuangan melalui solusi seperti tabungan, pengiriman uang, pembayaran mikro, hingga tokenisasi aset dunia nyata. Selain itu, program ini juga mendukung proyek terkait pinjaman berbasis DeFi dan distribusi bantuan kemanusiaan dengan stablecoin.
BACA JUGA:
Ripple Labs telah mengalokasikan lebih dari 5,5 juta dolar AS (sekitar Rp86,9 miliar) untuk Mercy Corps Ventures guna mendukung 54 startup tahap awal, di mana 44% dari perusahaan tersebut memiliki pendiri perempuan. Komitmen ini menunjukkan upaya Ripple untuk mendorong inovasi yang inklusif dan berdampak sosial.
Bersamaan dengan itu, Ripple juga berencana meluncurkan stablecoin RLUSD. Meski RLUSD belum diluncurkan secara resmi, CEO Ripple Labs Brad Garlinghouse menyebut bahwa stablecoin ini menjadi bagian penting dari rencana revolusi pembayaran yang lebih luas. Pengujian intensif RLUSD sedang dilakukan di jaringan XRP Ledger dan Ethereum untuk memastikan stabilitas dan keandalan produk tersebut.
Namun, hambatan regulasi masih menjadi tantangan utama sebelum RLUSD dapat memasuki pasar. Ripple optimistis bahwa program “Unlocking Opportunity” tidak hanya akan memperluas jangkauan teknologi blockchain di negara berkembang tetapi juga memperkuat posisi XRP Ledger dan stablecoin RLUSD di masa depan.