JAKARTA - Chief Technology Officer AdaKami, Ming Gu mengatakan bahwa perpaduan antara kecerdasan buatan (AI) dengan big data dapat menjadi senjata ampuh bagi para pelaku industri keuangan untuk menjangkau dan melayani masyarakat underserved.
Menurutnya, lewat pemanfaatan AI dan big data, lembaga keuangan mampu mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai calon nasabah, khususnya yang berasal dari kalangan masyarakat underserved dan underbanked.
Dengan demikian, teknologi tersebut bisa menjawab kebutuhan pemetaan profil konsumen dan manajemen risiko, yang menjadi landasan utama dalam penyediaan layanan keuangan.
“Sering kali, calon peminjam hanya memiliki sedikit rekam jejak kredit formal atau bahkan tidak ada sama sekali. Untuk melakukan penilaian dan analisis tersebut, big data menjadi teknologi yang tepat,” ujar Gu dalam keterangan tertulisnya.
Karena, Gu sendiri sudah memastikan bahwa AI dan big data ini sangat berguna untuk menganalisis pola dan perilaku guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai skor atau profil kredit calon peminjam.
Selain untuk analisis pola dan perilaku, teknologi juga berperan dalam mendeteksi fraud yang merupakan bagian penting dalam mitigasi risiko pada industri fintech.
BACA JUGA:
“Kami menggunakan teknologi pencegah fraud dalam mendeteksi upaya penipuan berbasis gambar, seperti manipulasi foto kartu identitas dengan menggunakan AI,” tambahnya.
Dengan hadirnya teknologi AI dan ponsel, proses pinjam meminjam di sisi konsumen maupun penyedia layanan bisa menjadi lebih efisien dengan mitigasi risiko yang lebih baik dan bisa menjangkau masyarakat dengan riwayat kredit formal yang kurang memadai.
Terakhir, ia menambahkan, “Dengan memanfaatkan AI dan big data, lembaga keuangan akan lebih siap untuk memenuhi kebutuhan ini, sekaligus memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia memberikan manfaat bagi seluruh warganya.”