Bagikan:

JAKARTA - Direktur Badan Keamanan Siber Amerika Serikat, Jen Easterly, menyatakan pada Senin 4 November bahwa pihaknya belum menemukan bukti aktivitas yang secara langsung dapat mempengaruhi hasil pemilu, meskipun terjadi lonjakan disinformasi.

Easterly menambahkan bahwa pemilu 2024 ini menghadapi "jumlah disinformasi yang belum pernah terjadi sebelumnya" dari pihak asing. Badan-badan pemerintah AS telah memperingatkan bahwa Rusia dan pihak lainnya berupaya memicu narasi yang memecah belah menjelang pemilu. Itu adalah tuduhan yang telah dibantah oleh Rusia.

Pekan lalu, pejabat di negara bagian Georgia mengungkapkan adanya video palsu yang beredar secara online, menunjukkan seorang imigran asal Haiti dengan beberapa ID Georgia yang mengaku telah memilih berkali-kali. Pejabat intelijen AS mengaitkan video ini dengan pihak Rusia.

Seorang pejabat senior Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur menyatakan kemungkinan besar upaya disinformasi asing akan berlanjut beberapa minggu hingga bulan setelah pemilu, bahkan sampai 6 Januari mendatang.

Easterly menegaskan bahwa "infrastruktur pemilu belum pernah seaman ini, dan komunitas pemilu belum pernah lebih siap dalam menyelenggarakan pemilu yang aman, terlindungi, bebas, dan adil."