Bagikan:

JAKARTA – Meta Platforms Inc., perusahaan induk Facebook dan Instagram, harus menghadapi gugatan dari negara bagian Massachusetts yang menuduh perusahaan tersebut dengan sengaja menggunakan fitur-fitur di platform Instagram untuk membuat pengguna muda kecanduan serta menipu publik mengenai bahaya yang ditimbulkan bagi kesehatan mental remaja. Keputusan ini diumumkan oleh Hakim Peter Krupp dari Pengadilan Tinggi Suffolk County di Boston pada Jumat, 18 Oktober.

Meta sebelumnya meminta pengadilan untuk menolak gugatan yang diajukan oleh Jaksa Agung Massachusetts, Andrea Joy Campbell, yang mengklaim bahwa Meta melanggar undang-undang perlindungan konsumen negara bagian dan menciptakan gangguan publik. Namun, hakim menolak permintaan tersebut, memungkinkan kasus ini untuk dilanjutkan.

Meta berargumen bahwa gugatan tersebut tidak dapat diterima berdasarkan Undang-Undang Kesopanan Komunikasi tahun 1996, yang umumnya melindungi perusahaan internet dari tuntutan hukum terkait konten yang diposting oleh pengguna.

Namun, Hakim Krupp menyatakan bahwa undang-undang tersebut tidak berlaku untuk pernyataan palsu yang diduga dibuat Meta mengenai keselamatan Instagram, upaya untuk melindungi kesejahteraan pengguna muda, atau sistem verifikasi usia untuk memastikan pengguna di bawah 13 tahun tidak dapat menggunakan platform tersebut.

Jaksa Agung Campbell menyambut baik keputusan ini dan mengatakan bahwa negara bagian kini dapat melanjutkan tuntutannya untuk meminta pertanggungjawaban Meta serta mendorong perubahan signifikan di platform mereka demi melindungi pengguna muda.

Juru bicara Meta menyatakan bahwa perusahaan tidak setuju dengan putusan tersebut, tetapi yakin bahwa bukti akan menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung kesejahteraan anak muda.

Gugatan ini menjadi sorotan setelah adanya tuduhan bahwa CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengabaikan kekhawatiran terkait potensi dampak negatif Instagram terhadap penggunanya. Fitur seperti notifikasi, "like" pada postingan pengguna, dan scroll tanpa henti dianggap dirancang untuk mengambil keuntungan dari kerentanan psikologis remaja.