Bagikan:

JAKARTA - Di tengah teknologi yang terus berkembang, para pelaku kejahatan siber semakin lihai menipu korbannya, sehingga banyak yang menjadi korban dan mengalami kerugian finansial.

Di Indonesia, kejahatan siber ini masih sering terjadi, mulai dari phishing berkedok promosi dari platform pembayaran digital, phishing dengan menyebarkan APK melalui platform messenger, dan phishing perbankan yang mengakibatkan kerugian hingga ratusan juta rupiah bagi penggunanya.

Pada tahun 2023, Indonesia mencatat 97.465 insiden phishing finansial pada tahun 2023, menempatkannya di posisi ke-3 di Asia Tenggara, dengan total hampir 500.000 insiden phishing.

Salah satu saluran yang paling umum digunakan phishing adalah email. Email atau pesan phishing adalah pesan tipuan yang dirancang untuk mengelabui penerima agar mengungkapkan informasi sensitif dengan menyamar sebagai entitas yang sah.

Untuk menambah tingkat kewaspadaan masyarakat, Kaspersky mengungkapkan skenario email phishing yang paling umum ditemukan, di antaranya adalah:

Pertama, Anda akan menemukan email peringatan dari lembaga yang sah di kotak masuk. Saat mengklik tautan di email, Anda akan dibawa ke halaman web yang tampak seperti halaman web asli di situs web lembaga tersebut.

Situs yang dirancang untuk mencuri informasi ini akan memberi tahu bahwa ada masalah dengan akun dan kemudian meminta Anda untuk mengonfirmasi nama pengguna dan kata sandi.

Setelah memasukkan kredensial, Anda akan diarahkan ke situs web lembaga yang sebenarnya untuk memasukkan informasi yang kedua kalinya. Dari sana, Anda tidak akan menyadari bahwa informasi Anda telah dicuri.

Secara umum, fitur-fitur berikut ini paling sering ditemukan pada email phishing dan harus menjadi tanda peringatan:

- Lampiran atau tautan

- Kesalahan ejaan

- Tata bahasa yang buruk

- Grafik yang tidak profesional

- Urgensi yang tidak perlu untuk segera memverifikasi alamat email atau informasi pribadi lainnya

- Sapaan umum seperti "Pelanggan yang Terhormat" alih-alih nama Anda.