Bagikan:

JAKARTA - Baru-baru ini Apple mengumumkan rencananya untuk membangun empat toko retail baru di India, dan akan mulai memproduksi iPhone 16 nya sendiri di negara tersebut. 

Namun, berbanding terbalik dengan India, Apple justru tidak memiliki toko retail atau pabrik resmi di Indonesia untuk menjual produknya langsung kepada konsumen di Tanah Air. 

Kenapa Apple lebih memilih India dibandingkan Indonesia? 

Pembangunan empat toko retail dan memproduksi iPhone 16 di India ini dikarenakan sektor manufaktur di India tengah berkembang pesat, di mana Apple menjadi pemain kunci dari perkembangan ini. Bahkan, Foxconn dan Wistron tengah membangun pabrik di negara tersebut. 

Selain itu, Apple juga berencana ingin mengurangi ketergantungan pada China sebagai pusat produksi utamanya akibat ketegangan geopolitik dan risiko gangguan rantai pasok akibat pandemi COVID-19. 

Menurut laporan JPMorgan, raksasa teknologi itu ingin memindahkan 25 persen produksi iPhone nya pada 2025 untuk mendiversifikasi basis manufakturnya.

Sedangkan salah satu alasan mengapa Apple tidak dapat membangun pabriknya di Indonesia adalah terkendala regulasi yang mengharuskan perusahaan merakit HP menggunakan komponen lokal. 

Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, kehadiran pemasok komponen di dalam negeri adalah faktor utama untuk meningkatkan peran Indonesia dalam jejaring rantai pasok industri elektronik global. 

Sehingga, ia mengatakan, peluang produsen HP untuk membuka pabrik di Indonesia akan semakin besar jika jumlah produsen komponen di Tanah Air juga semakin banyak. 

Selain itu, baru-baru ini Menkominfo juga mengkonfirmasi bahwa Apple batal membangun pabrik di Indonesia lantaran pemerintah tak bisa memenuhi permintaan mereka yang dinilai terlalu berat.

Menurut Budi, Apple meminta tax holiday atau pembebasan pajak yang terlalu besar, yakni selama 50 tahun, seperti di negara Vietnam. Hal tersebut yang akhirnya tidak memungkinkan Apple membangun pabrik di Indonesia. 

Menurutnya, jika Indonesia memberikan lampu hijau kepada Apple untuk memberikan tax holiday 50 tahun, maka tidak menutup kemungkinan perusahaan teknologi asing lain juga akan meminta hal yang sama.