JAKARTA – Media negara Rusia, VGTRK, yang mengelola saluran televisi nasional utama, menjadi target serangan siber besar-besaran pada Senin, 7 Oktober. Serangan ini, yang menurut sumber dari pemerintah Ukraina dilakukan oleh peretas dari negara tersebut, bertepatan dengan hari ulang tahun Presiden Rusia, Vladimir Putin yang ke-72.
Serangan siber tersebut membuat sejumlah layanan online dan situs web VGTRK, termasuk saluran berita 24 jam Rossiya-24, tidak dapat diakses. Ketika mencoba mengakses siaran langsung Rossiya-24, pengguna menerima pesan kesalahan yang berbunyi "503 Service Unavailable" yang menunjukkan tidak ada server yang tersedia untuk menangani permintaan.
Kremlin melalui juru bicaranya, Dmitry Peskov, menyatakan bahwa serangan siber ini merupakan salah satu yang terbesar yang pernah dihadapi oleh media negara Rusia.
“Media negara kita, salah satu yang terbesar, telah menghadapi serangan siber yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap infrastruktur digitalnya," ujar Peskov kepada para wartawan di Moskow. Dia juga menambahkan bahwa tim teknis sedang bekerja untuk mengatasi dampak dari serangan ini dan menelusuri jejak para pelaku.
VGTRK, yang memiliki jaringan luas termasuk stasiun radio dan saluran televisi regional di seluruh Rusia, mengonfirmasi bahwa layanan mereka mengalami serangan siber, namun belum memberikan rincian lebih lanjut terkait kerusakan atau waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan. “Para spesialis bekerja untuk mengetahui semua detail dan mencari tahu dari mana jejak serangan siber ini berasal,” tambah Peskov.
Ukraina Klaim Bertanggung Jawab
Seorang sumber dari pemerintah Ukraina, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa serangan ini merupakan aksi yang disengaja oleh kelompok peretas Ukraina sebagai bentuk simbolis untuk "merayakan" ulang tahun Presiden Putin.
"Peretas Ukraina memberikan 'selamat ulang tahun' kepada Putin dengan melancarkan serangan besar-besaran terhadap VGTRK, yang dikenal sebagai media utama yang menyebarkan propaganda pemerintah Rusia terkait perang di Ukraina," kata sumber tersebut dikutip VOI dari Reuters.
Namun, klaim ini belum bisa diverifikasi secara independen. Serangan tersebut dilaporkan memengaruhi tidak hanya layanan streaming online tetapi juga jaringan internal perusahaan, termasuk akses internet dan layanan telepon.
Sebuah sumber dari media Rusia, Gazeta.ru, mengatakan bahwa data dari server VGTRK, termasuk cadangan, telah terhapus, yang memperparah kesulitan perbaikan. “Mereka (peretas) menghapus semuanya dari server, termasuk cadangan. Mereka sudah bekerja dalam kondisi lockdown sejak pukul enam pagi,” kata sumber tersebut.
Reaksi dari Pihak Rusia
Berbicara di Moskow, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, tidak secara langsung menuduh Ukraina sebagai pelaku, namun menyatakan bahwa media Rusia telah lama menjadi target serangan oleh Barat.
“Media Rusia telah lama menjadi target dari apa yang disebut sebagai ‘perang hibrida’ oleh Barat kolektif. Serangan ini hanyalah salah satu bagian dari upaya untuk merusak stabilitas internal Rusia,” ujar Zakharova.
Dia menambahkan bahwa Rusia akan membawa masalah ini ke berbagai forum internasional, termasuk UNESCO, lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mempromosikan kebebasan berbicara. Zakharova juga menegaskan bahwa pemerintah Rusia tidak akan tinggal diam terhadap serangan yang ditujukan pada media negara mereka dan akan mencari langkah-langkah untuk melindungi infrastruktur digital negara.
VGTRK adalah salah satu konglomerat media terbesar di Rusia yang memiliki beberapa saluran TV utama seperti Rossiya-1 dan Rossiya-24, serta stasiun radio dan jaringan regional yang mencakup sebagian besar wilayah Rusia. Berita yang disiarkan oleh saluran-saluran ini menjadi sumber informasi utama bagi warga Rusia mengenai berbagai isu, termasuk perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
BACA JUGA:
Serangan siber ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina, di mana kedua negara telah saling tuduh melakukan serangan siber terhadap infrastruktur penting masing-masing.
Peretas dari Ukraina dan negara-negara lain yang bersimpati pada perjuangan mereka, sering kali melakukan serangan terhadap lembaga-lembaga negara Rusia, sebagai bentuk perlawanan terhadap invasi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung sejak Februari 2022.
Para analis keamanan siber memperingatkan bahwa serangan ini bisa menjadi bagian dari eskalasi perang di dunia maya antara kedua negara, yang selama ini telah menjadi medan pertempuran terselubung di balik perang fisik yang terjadi di lapangan.
Sementara VGTRK masih bekerja untuk memulihkan layanan mereka, dampak dari serangan ini diperkirakan akan terasa dalam waktu yang cukup lama, terutama jika klaim bahwa semua data telah dihapus dari server benar adanya.