Serangan Dunia Maya Meningkat Beberapa Kali Lipat, Paksa Putin Tingkatkan Keamanan Siber Rusia
Presiden Rusia, Vladimir Putin, ingin tingkatkan keamanan siber Rusia. (foto: dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Jumat, 20 Mei  bahwa jumlah serangan dunia maya di Rusia oleh "struktur negara" asing telah meningkat beberapa kali lipat. Ia menyatakan bahwa Rusia harus memperkuat pertahanan dunia mayanya dengan mengurangi penggunaan perangkat lunak dan perangkat keras produksi asing.

Situs web banyak perusahaan milik negara dan situs berita telah mengalami upaya peretasan sporadis sejak Rusia mengirim angkatan bersenjatanya ke Ukraina pada 24 Februari. Bahkan seringkali serangan dunia maya itu untuk menampilkan informasi yang bertentangan dengan garis resmi Moskow mengenai konflik tersebut.

"Upaya yang ditargetkan sedang dilakukan untuk menonaktifkan sumber daya internet dari infrastruktur informasi penting Rusia," kata Putin. Ia juga menambahkan bahwa media dan lembaga keuangan telah menjadi sasaran.

"Serangan serius telah diluncurkan terhadap situs resmi lembaga pemerintah. Upaya untuk menembus jaringan perusahaan secara ilegal dari perusahaan-perusahaan Rusia terkemuka juga jauh lebih sering," katanya, seperti dikutip oleh Reuters.

Dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan, Putin mengatakan bahwa Rusia perlu meningkatkan keamanan informasi di sektor-sektor utama dan beralih menggunakan teknologi dan peralatan dalam negeri.

"Pembatasan terhadap TI asing, perangkat lunak, dan produk telah menjadi salah satu alat tekanan sanksi terhadap Rusia," kata Putin. “Sejumlah pemasok Barat secara sepihak menghentikan dukungan teknis peralatan mereka di Rusia.”

Dia mengatakan kasus program yang diblokir setelah diperbarui menjadi lebih sering. Regulator komunikasi negara Roskomnadzor pada Rabu 18 Mei juga mengatakan telah memblokir situs web yang menampung data pribadi sejumlah klien perusahaan. Namun mereka tidak menyebutkan nama perusahaan tersebut.

Bank terbesar kedua Rusia, VTB,  dikutip oleh media mengatakan beberapa nomor telepon pelanggan telah bocor tetapi tidak ada risiko terhadap dana mereka.

Pemain e-commerce Wildberry dan pasar online Avito membantah laporan di media Rusia bahwa data mereka telah bocor.

Kebocoran data pada awal Maret juga telah mengungkap detail pribadi lebih dari 58.000 orang di aplikasi pengiriman makanan raksasa teknologi Yandex, Yandex.Eda.

Pesaing Yandex.Eda, Delivery Club, pada Jumat lalu meminta maaf kepada pengguna setelah mengalami kebocoran data atas pesanan yang dilakukan oleh pengguna.

"Data tersebut mencakup informasi tentang pesanan dan tidak mempengaruhi rincian bank. Kami melakukan yang terbaik untuk mencegah penyebaran data," kantor berita TASS mengutip pernyataan perusahaan tersebut.

Serangan peretasan bulan ini juga telah membuat situs hosting video RuTube offline selama tiga hari dan mengubah menu televisi satelit di Moskow pada Hari Kemenangan, ketika Rusia merayakan ulang tahun ke-77 kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman.

Moskow telah lama berusaha meningkatkan infrastruktur internet domestiknya, bahkan memutuskan koneksinya sendiri dari internet global selama pengujian musim panas lalu.

Namun, rentetan sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diberlakukan sebagai tanggapan atas kampanye militer Moskow di Ukraina telah meningkatkan tekanan untuk membuat sistem TI Rusia menjadi lebih tangguh.