Bagikan:

JAKARTA – Microsoft merilis fitur Koreksi bagi para pelanggan Microsoft Azure. Saat ini, fitur berbasis Artificial Intelligence (AI) itu baru tersedia dalam mode pratinjau sebagai bagian dari layanan Azure AI Studio.

Fitur baru ini dirancang sebagai alat keamanan yang dapat mendeteksi berbagai bentuk kerentanan, menemukan masalah 'halusinasi', hingga memblokir perintah yang dianggap berbahaya. Fitur ini juga dirilis untuk mengatasi masalah ketidakakuratan AI.

Pelanggan Microsoft Azure dapat menggunakan Koreksi secara otomatis untuk mendeteksi dan menulis ulang konten buatan AI yang salah. Sistem Koreksi akan langsung bekerja setelah pengguna mengaktifkan fiturnya.

Sebelum memperbaiki tulisan yang salah atau kurang akurat menurut pengguna, sistem ini akan memindai seluruh tulisan untuk mencari tahu bagian atau teks apa yang kurang akurat. Setelah itu, Koreksi akan membandingkan tulisannya dengan materi dari sumber pelanggan.

Jika proses identifikasi kesalahan sudah selesai, Koreksi akan menyoroti berbagai kesalahan yang mereka temukan dan memberikan penjelasan mengapa tulisan tersebut salah. Berikutnya, Koreksi akan menjalankan tugas utamanya, yaitu menulis ulang konten yang diinginkan.

Kepada TechCrunch, juru bicara Microsoft mengatakan bahwa fitur ini dapat bekerja secara akurat karena menggunakan model bahasa kecil dan model bahasa besar. Kombinasi model bahasa ini dapat membuat keluaran yang selaras dengan dokumen dasar.

"Penting untuk dicatat bahwa deteksi dasar tidak memecahkan masalah 'akurasi', tetapi membantu menyelaraskan keluaran AI generatif dengan dokumen dasar," kata pihak Microsoft.