Bagikan:

JAKARTA - Solana (SOL), salah satu platform blockchain terkemuka, kembali mencatatkan pencapaian baru dengan 75,2 juta alamat aktif bulanan. Ini adalah titik tertinggi sepanjang masa (ATH) yang menunjukkan adopsi Solana yang terus meningkat. Meskipun demikian, harga SOL saat ini masih menghadapi tekanan di sekitar level 132 Dolar AS (Rp2.016.300), sementara volatilitas pasar masih berlangsung.

Lonjakan aktivitas pengguna Solana ini menjadi bukti semakin banyaknya minat terhadap jaringan ini. Dengan pertumbuhan yang eksponensial sejak pertengahan 2023, ekosistem Solana terus berkembang pesat. Pengguna baru, pengembang, serta aplikasi terdesentralisasi (dApps) semakin banyak yang bergabung ke dalam jaringan ini, menunjukkan popularitas yang terus meningkat.

Solana berhasil mengukuhkan dirinya sebagai salah satu platform paling scalable di sektor decentralized finance (DeFi) dan non-fungible token (NFT). Keunggulan Solana dalam menangani volume transaksi yang besar dengan efisiensi tinggi menjadi salah satu kunci utama dari adopsi yang melonjak ini.

Meskipun perkembangan ekosistem Solana sangat positif, harga SOL masih menghadapi hambatan di sekitar level 132 Dolar AS (Rp2.016.300). Indikator teknis seperti Bollinger Bands yang menyempit mengisyaratkan potensi pergerakan harga yang signifikan ke arah mana pun.

Menurut informasi Ambcrypto, Relative Strength Index (RSI) Solana saat ini berada di 42,07, mendekati wilayah oversold, yang menandakan momentum lemah. Tekanan bearish diperkirakan masih akan berlanjut, kecuali ada aksi beli yang signifikan yang mampu membalikkan tren harga.

Selain itu, Moving Average Convergence Divergence (MACD) menunjukkan sinyal bearish crossover, yang mengonfirmasi peningkatan tekanan jual. Jika tren bearish ini terus berlanjut, harga SOL kemungkinan besar akan menguji level bawah Bollinger Band di 124,88 Dolar AS (Rp1.907.542). Sebaliknya, jika ada pembalikan, harga bisa mencoba menembus resistance di level 140 Dolar AS (Rp2.138.500).

Pada 18 September, Solana mencatatkan likuidasi sebesar 121,31 ribu Dolar AS (Rp1,8 miliar) untuk posisi short dan 3,19 juta Dolar AS (Rp48,7 miliar) untuk posisi long, menunjukkan tekanan yang lebih besar terhadap posisi long di pasar. Binance menjadi bursa dengan jumlah likuidasi long terbesar, mencapai 2,02 juta Dolar AS (Rp30,8 miliar), sementara 118,95 ribu Dolar AS (Rp1,8 miliar) dilikuidasi untuk posisi short.

Data ini mencerminkan tingginya volatilitas di pasar Solana, dengan harga terakhir tercatat di 129,39 Dolar AS (Rp1.976.432) pada saat likuidasi. Para pedagang diimbau untuk tetap berhati-hati karena volatilitas yang terus berlanjut bisa memicu fluktuasi harga yang tajam.