Bagikan:

JAKARTA - Nathan Simon (17), siswi SMA Xaverius Bandarlampung yang tertarik dengan teknologi terkait statistika dan isu sosial, berhasil menciptakan mesin pencari yang mampu mendeteksi ujaran kebencian di media sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya ujaran kebencian yang beredar di Twitter, khususnya pada masa Pilpres 2024.

Nathan mengatakan, mesin pencari ini bertujuan untuk membantu masyarakat mengambil keputusan secara bijak dan obyektif dalam menyampaikan pendapat atau menilai calon pemimpin serta berkontribusi terhadap kemajuan dan kesejahteraan negara, dengan memahami permasalahan, latar belakang, integritas dan visi para calon presiden.

“Banyak orang yang tidak menyadari bahwa kata-kata yang mereka gunakan masuk dalam kategori ujaran kebencian. Saya ingin membuat sebuah alat yang dapat membantu masyarakat untuk lebih sadar dan berhati-hati dalam menggunakan bahasa di media sosial,” kata Nathan, Senin, 16 September.

Dalam proses pengembangannya, Nathan telah berhasil mengumpulkan sekitar 10.000 kata di media sosial yang dikumpulkan dan tergolong dalam ujaran kebencian.

“Sebagian besar ujaran kebencian yang saya temukan berasal dari Twitter, dan ini merupakan tantangan bagi saya untuk mengekstrak dan mengkategorikan kata-kata tersebut dengan benar,” tambahnya.

Mesin pencari ini saat ini diikutsertakan dalam kompetisi teknologi yaitu International Science And Invention Fair (ISIF 2024) yang akan berlangsung pada tanggal 4-10 November 2024. Selain itu, Nathan berencana mengembangkan mesin ini agar dapat diinput. menjadi sebuah aplikasi yang dapat diakses oleh masyarakat luas.

“Kedepannya saya berharap engine ini dapat menjadi alat bagi masyarakat untuk lebih memahami batasan-batasan ujaran kebencian, sehingga dapat menciptakan suasana media sosial yang lebih sehat dan bertanggung jawab. Nathan juga berharap penemuan ini dapat berkontribusi dalam menciptakan iklim demokrasi yang lebih baik di Indonesia.

“Dengan adanya mesin atau aplikasi pencari ini, otomatis masyarakat akan mengetahui bahwa akan muncul kata-kata yang masuk dalam kategori ujaran kebencian. Harapannya kita semua bisa lebih bijak dan saling menghargai dalam mengemukakan pendapat,” tutupnya.

Mesin pencari ini diharapkan segera tertanam dalam aplikasi yang mudah digunakan, sehingga masyarakat Indonesia bisa lebih mudah mendeteksi ujaran kebencian dan membantu menciptakan media sosial yang lebih baik.