Bagikan:

JAKARTA – NASA akan kembali mendaratkan astronot ke Bulan melalui kampanye Artemis, misi lanjutan dari program Apollo. Lembaga antariksa tersebut berencana menjalankan enam misi penerbangan Artemis.

Dari enam rangkaian penerbangan, puncaknya ada di Artemis 3 karena misi ini akan menerbangkan pesawat berawak pertama untuk didaratkan di Bulan. Penerbangan ini akan melibatkan empat astronot yang mencakup wanita dan orang kulit berwarna pertama.

Bagi NASA, pendaratan di Bulan akan menjadi misi yang luar biasa, baik untuk mereka maupun astronotnya. Setelah mendarat di Bulan, seluruh astronot akan melihat fenomena yang tidak biasa dan menarik untuk dilihat. Berikut ini beberapa fenomenanya.

Matahari Melayang dan Bayangan Raksasa

Di Bumi, manusia bisa menyaksikan pemandangan matahari terbit dan matahari tenggelam, tetapi tidak saat berada di Bulan. Matahari justru terlihat melayang di dekat cakrawala saat bergerak secara horizontal karena matahari menyinari permukaan di sudut rendah.

Posisi ini juga memengaruhi bayangan di permukaan Bulan. Bayangan akan terlihat lebih dramatis karena 25 hingga 50 kali lebih panjang dari objek aslinya. Ini merupakan fenomena unik lainnya karena bayangan di Bumi tidak berbeda jauh dengan objek aslinya.

Penuh Debu Lengket dan Tajam

Bulan dipenuhi dengan debu sehingga cuaca di sana cukup ekstrem dan tidak cocok bagi manusia. Meski debu bulan atau regolit terlihat seperti padang pasir yang halus dan lembut, tampilan ini sesungguhnya sangat menipu sehingga berbahaya bagi astronot.

Regolit terbentuk dari meteoroid yang menghantam permukaan Bulan. Meteoroid ini kemudian meleleh dan hancur, lalu berubah menjadi potongan kecil yang tajam. Bulan tidak memiliki air dan angin untuk menghaluskan butiran regolit sehingga butirannya tetap tajam dan kasar.

Langit Terlihat Hitam Kelam

Fenomena unik lainnya yang akan dilihat oleh para astronot adalah langit yang sangat gelap. Di berbagai film tentang pendaratan di Bulan, langit dari satelit alami ini digambarkan sangat gelap dan tidak biru seperti di Bumi. Penggambaran ini sangat tepat.

Bulan tidak memiliki atmosfer tebal yang dapat menyebarkan cahaya biru seperti di Bumi. Meski memiliki periode siang dan malam, masing-masing selama dua minggu, para astronot tetap melihat langit yang hitam kelam. Tampilan langit akan terlihat kontras dengan tanah yang terang.