Bagikan:

JAKARTA -Pendiri Telegram, Pavel Durov, mengumumkan pada 6 September bahwa Telegram akan menonaktifkan beberapa fitur di platformnya, termasuk unggahan media ke blog "Telegraph" dan fitur "People Nearby" yang memungkinkan pelacakan geolokasi pengguna. Fitur ini sebelumnya dicurigai sebagai alat yang digunakan otoritas negara untuk melacak keberadaan para pembangkang.

Durov menjelaskan bahwa fitur unggahan media di blog Telegraph telah disalahgunakan oleh sejumlah kecil pengguna yang berniat jahat. Meskipun mayoritas pengguna Telegram tidak menyalahgunakan fitur-fitur ini, Durov menyatakan bahwa "0,001% yang terlibat dalam aktivitas ilegal" memberikan risiko yang tidak proporsional bagi mayoritas pengguna yang mematuhi hukum.

Sebagai gantinya, Durov mengumumkan bahwa fitur pelacakan geolokasi pribadi akan digantikan dengan opsi "bisnis di sekitar." Dia juga menegaskan bahwa fitur geolokasi pribadi hanya digunakan oleh sebagian kecil pengguna Telegram.

"Kami berkomitmen untuk mengubah moderasi di Telegram dari area yang mendapat kritik menjadi salah satu yang mendapat pujian tahun ini," kata Durov.

Tuduhan Terhadap Telegram

Selain perubahan ini, Telegram menghadapi tuduhan serius dari pihak berwenang Prancis terkait penyebaran materi kekerasan terhadap anak di platform tersebut. Pada 28 Agustus 2024, otoritas Prancis menuduh Durov terlibat dalam pencucian uang, asosiasi kriminal, dan menyediakan layanan "kriptografi" tanpa lisensi. Tuduhan ini muncul setelah Telegram dituduh gagal menerapkan kebijakan moderasi konten yang lebih ketat.

Pada Maret 2024, surat perintah penangkapan untuk Pavel Durov dan saudaranya, Nikolai, dikeluarkan oleh pihak berwenang Prancis. Mereka dituduh tidak bekerjasama dalam penyelidikan yang melibatkan penyebaran materi kekerasan terhadap anak di sebuah chatroom Telegram.

Pada 5 September, Pavel Durov akhirnya angkat bicara setelah diam sejak penangkapannya. Dalam pernyataan di saluran Telegramnya, ia memberikan klarifikasi atas tuduhan tersebut. Telegram juga mengisyaratkan perubahan kebijakan moderasi konten dengan memperbarui bagian FAQ terkait moderasi percakapan pribadi dan menghapus beberapa fitur yang dianggap berpotensi disalahgunakan.

Langkah-langkah ini menandai pergeseran sikap Telegram terhadap moderasi konten di tengah kritik atas kelonggaran platform dalam menangani materi-materi terlarang.