JAKARTA - Jaringan blockchain The Open Network (TON), yang berafiliasi dengan aplikasi pesan instan Telegram, telah mencatat lebih dari 1 miliar transaksi. Capaian ini diungkapkan melalui data TON API yang dianalisis oleh komunitas CryptoQuant, Maartunn. Lonjakan transaksi ini terjadi hanya beberapa hari setelah jaringan tersebut mengalami dua kali gangguan besar akibat airdrop token DOGS yang memicu lonjakan aktivitas di platform.
Saat ini, volume transaksi TON telah melampaui 1,02 miliar. Ini menunjukkan pentingnya TON dalam ekosistem blockchain global. Lebih mencengangkan lagi, separuh dari transaksi tersebut terjadi dalam tiga bulan terakhir, yang menunjukkan pertumbuhan pesat dan peningkatan keterlibatan pengguna di jaringan ini.
Pertumbuhan signifikan ini didorong oleh kemitraan strategis dengan Telegram, aplikasi dengan hampir satu miliar pengguna di seluruh dunia. Berkat integrasi tersebut, TON telah berhasil menarik sekitar 280.000 pengguna aktif harian dan memproses rata-rata 800.000 transaksi per hari, menjadikannya salah satu jaringan blockchain dengan adopsi tertinggi.
Dalam sebuah laporan terbaru, bursa kripto Bybit menyatakan bahwa integrasi antara TON dan Telegram memiliki potensi untuk meniru kesuksesan WeChat dan menjadi SuperApp berikutnya di dunia, dengan tambahan kapabilitas Web3 yang inovatif.
BACA JUGA:
Menurut laporan CryptoSlate yang mengutip data dari CryptoQuant, dua gangguan terakhir pada jaringan TON terjadi akibat lonjakan besar dalam permintaan yang dihasilkan oleh airdrop token DOGS. Lonjakan ini membuat TON memproses sekitar 20 juta transaksi hanya dalam waktu tiga hari, dari 27 hingga 29 Agustus.
Selama periode ini, transaksi terkait DOGS menyumbang lebih dari 30% dari total transaksi di jaringan. Airdrop ini juga menyebabkan biaya transaksi rata-rata di jaringan TON melonjak ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir, menurut data dari Tonstat.
Ian Wittkopp, kepala TON Ventures, menyatakan bahwa airdrop token DOGS kemungkinan menyebabkan hari dengan jumlah pengguna aktif tertinggi dalam sejarah TON. Aktivitas jaringan yang sangat tinggi ini membuat beberapa validator kesulitan membersihkan data transaksi lama dari database, yang kemudian menyebabkan hilangnya konsensus di antara validator. Akibatnya, proses transaksi baru terganggu dan jaringan blockchain sempat mengalami masalah.