Bagikan:

JAKARTA - Ekosistem The Open Network (TON) menghadapi tantangan serius dengan meningkatnya serangan phishing. Lonjakan aktivitas jaringan dan kenaikan harga token asli TON menjadi sasaran para penipu. Metode penipuan seperti airdrop palsu dan taktik lainnya digunakan untuk membobol dompet TON pengguna, termasuk aset berharga seperti NFT.

Pengguna Telegram yang menggunakan nomor anonim lebih rentan terhadap serangan phishing ini. Fitur nomor anonim yang diperkenalkan pada akhir 2022 memungkinkan pembuatan akun tanpa kartu SIM, namun juga meningkatkan risiko keamanan. Jika akun-akun ini terkena phishing, akun Telegram terkait dapat hilang, kecuali pengguna telah mengaktifkan kata sandi terpisah atau verifikasi dua langkah.

BACA JUGA:


https://voi.id/teknologi/393844/adsgram-platform-baru-untuk-pengembang-mini-apps-telegram-menghasilkan-toncoin

https://voi.id/teknologi/393481/whale-toncoin-bikin-transaksi-melonjak-306-kejar-xrp

https://voi.id/teknologi/384357/gim-kripto-hamster-kombat-tembus-24-8-juta-pengguna-di-telegram

BACA JUGA:


Pertumbuhan Spektakuler Ekosistem TON di 2024

Menurut informasi Crypto Potato, The Open Network (TON) mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Volume transfer harian blockchain terdesentralisasi Layer 1 mencapai 10% dari angka Bitcoin. Dalam konteks ini, transfer harian Bitcoin mencapai 50 miliar Dolar AS (sekitar Rp818 triliun), sementara volume transfer harian TON berkisar antara 5 miliar Dolar AS (sekitar Rp81 triliun) hingga 10 miliar Dolar AS (sekitar Rp163 triliun) minggu lalu.

Beberapa faktor mendukung pertumbuhan ini, termasuk sistem periklanan di Telegram yang membagikan pendapatan saluran langsung kepada pemiliknya dalam aset kripto TON. Peluncuran program The Open League juga memberikan insentif jangka panjang bagi pemangku kepentingan dalam komunitas TON.

Data terbaru dari DeFiLlama menunjukkan lonjakan TON, dengan total nilai terkunci (TVL) mencapai hampir 650 juta Dolar AS (sekitar Rp10 triliun). Ini menandai peningkatan lebih dari 4.540% sejak awal 2024, ketika angka TVL berada di sekitar 14 juta Dolar AS (sekitar Rp229 miliar).