Bagikan:

JAKARTA - Harga Toncoin (TON) mengalami lonjakan luar biasa dalam volume perdagangan, mencatat kenaikan hingga 148% dalam 24 jam terakhir. Aset Kripto yang terkait dengan jaringan blockchain dan digunakan dalam aplikasi perpesanan populer Telegram ini kembali menarik perhatian para investor, terutama setelah harga sempat merosot tajam beberapa minggu terakhir. Lonjakan ini menandakan kembalinya minat yang kuat terhadap Toncoin, yang sebelumnya sempat meredup akibat berbagai isu yang melanda.

Berdasarkan data dari CoinGlass, volume perdagangan derivatif Toncoin, terutama pada kontrak berjangka abadi, melonjak hingga 511,25 juta Dolar AS (sekitar Rp7,8 triliun). Tak hanya itu, Toncoin juga mencatat peningkatan signifikan pada pasar spot dengan volume perdagangan sebesar 300 juta Dolar AS (sekitar Rp4,6 triliun) dalam satu hari, atau naik 115% dibandingkan hari sebelumnya. Total perputaran perdagangan Toncoin dalam 24 jam terakhir mencapai lebih dari 800 juta Dolar AS (sekitar Rp12,3 triliun), yang menunjukkan kembali populernya aset ini di kalangan investor kripto.

Meskipun rasio volume perdagangan terhadap kapitalisasi pasar mencapai 6,2%, yang masih dianggap sebagai tingkat aktivitas perdagangan yang normal, peningkatan ratusan persen dalam waktu singkat menunjukkan bahwa Toncoin kembali menjadi sorotan utama di pasar kripto.

Menurut informasi U.Today, selama tiga minggu terakhir, harga Toncoin mengalami penurunan lebih dari 30% hingga mencapai titik terendah 4,45 Dolar AS (sekitar Rp68.730), yang belum terlihat sejak Maret 2024. Penurunan ini dipicu oleh kabar penangkapan Pavel Durov, pendiri Telegram, yang membawa kekhawatiran di kalangan investor.

Durov ditangkap oleh otoritas keamanan Prancis di Bandara Le Bourget pada 24 Agustus 2024, dengan tuduhan terkait kurangnya moderasi konten di platform Telegram yang memungkinkan aktivitas ilegal. Namun, setelah berita tentang pembebasan bersyarat Durov dan perbaikan kebijakan privasi Telegram, minat investor kembali meningkat, mendorong harga Toncoin kembali naik.

Kenaikan harga ini menimbulkan pertanyaan di kalangan investor tentang apakah tren positif ini akan terus berlanjut atau hanya merupakan fenomena sementara sebelum koreksi besar lainnya terjadi. Beberapa analis memperingatkan adanya potensi “dead cat bounce”, yaitu pemulihan sementara setelah penurunan tajam, yang mungkin diikuti oleh koreksi signifikan.

Namun, para pendukung Toncoin yakin bahwa dengan popularitas Telegram yang terus berkembang, harga 5 Dolar AS (sekitar Rp77.225) dianggap terlalu murah bagi aset yang memiliki potensi besar dalam ekosistem blockchain dan perpesanan digital.