Bagikan:

JAKARTA - Sebuah dompet Bitcoin (BTC) yang telah lama tidak aktif kembali diaktifkan setelah lebih dari 11 tahun. Menurut Whale Alert, dompet yang berisi 100 BTC ini hidup kembali pada 29 Agustus lalu. Saat terakhir kali digunakan pada tahun 2013, dompet ini hanya bernilai sekitar 14.202 Dolar AS (sekitar Rp218 juta), namun sekarang, nilainya telah melonjak lebih dari 42.000%, menjadi sekitar 6,02 juta Dolar AS (sekitar Rp97 miliar).

Reaktivasi dompet ini mengejutkan komunitas kripto, terutama karena nilai Bitcoin yang terus meningkat secara dramatis sejak awal kemunculannya. Jika pemilik dompet ini memutuskan untuk menjual BTC-nya hari ini, investasi sebesar 14.000 Dolar AS yang ditanamkan lebih dari satu dekade lalu akan menghasilkan keuntungan besar sekitar 6 juta Dolar AS.

Reaksi dari komunitas kripto pun beragam. Beberapa pengguna X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) mengungkapkan kekaguman mereka atas kesabaran pemilik dompet tersebut. “Bayangkan menahan 100 BTC selama lebih dari satu dekade dan melihat nilainya meningkat dari 14k Dolar AS menjadi hampir 6 juta Doolar AS. Ini adalah definisi sejati dari ‘diamond hands’,” ujar salah satu pengguna.

Namun, ada juga yang berspekulasi apakah pemilik dompet merasa menyesal karena tidak menjual Bitcoin-nya saat harga mencapai puncak tertinggi sepanjang masa sebesar $73.798 awal tahun ini. Jika dijual pada saat itu, nilai BTC tersebut bisa mencapai lebih dari 7,3 juta Dolar AS (sekitar Rp112 miliar).

Menariknya, ini bukan pertama kalinya dalam beberapa minggu terakhir sebuah dompet Bitcoin lama diaktifkan kembali. Pada 7 Agustus lalu, sebuah dompet lain dengan 250 BTC senilai hampir 14 juta Dolar AS juga dihidupkan kembali setelah bertahun-tahun tidak aktif. Dompet ini diketahui milik seorang penambang tak dikenal yang terakhir kali menggunakannya pada Mei 2010, dengan nilai awal hanya sekitar 250 Dolar AS (sekitar Rp3,8 juta).

Pada 17 Agustus, dompet lain yang berisi 18 BTC juga diaktifkan kembali setelah 10,3 tahun tidak aktif. Saat dompet ini dibuka kembali, dana di dalamnya bernilai sekitar 1,091 juta Dolar AS (sekitar Rp16,8 miliar), meningkat signifikan dari 9.204 Dolar AS (sekitar Rp141 juta) pada tahun 2014.

Menurut laporan dari platform data blockchain Chainalysis pada Maret 2024, diperkirakan ada lebih dari 1,7 juta alamat BTC yang tidak aktif selama lebih dari satu dekade. Periode ini sering disebut sebagai “era Satoshi,” merujuk pada nama pencipta Bitcoin yang misterius. Alamat-alamat dari era tersebut umumnya dikaitkan dengan penambang awal Bitcoin atau mereka yang membeli koin ini saat harganya sangat murah.