JAKARTA - Dompet bitcoin yang telah tidur sejak tahun 2017 tiba-tiba bangkit kembali, menggerakkan 121,63 BTC senilai sekitar Rp122 miliar pada tanggal 28 Juli 2024. Deteksi pergerakan ini dilakukan oleh btcparser.com, dan menjadi sorotan karena telah lebih dari tujuh tahun sejak dompet ini terakhir kali aktif.
Pada awalnya, dompet ini dibuat pada tanggal 9 April 2017, ketika harga bitcoin (BTC) hanya sekitar Rp17,8 juta per koin. Saat itu, 121,63 BTC bernilai sekitar Rp2,16 miliar. Namun, dengan lonjakan harga BTC menjadi Rp997 juta per koin pada 28 Juli 2024, nilai total bitcoin dalam dompet ini melonjak tajam menjadi Rp122 miliar, meningkat hingga 5.617,94%.
Menurut informasi Bitcoin.com News, pada hari Minggu, di ketinggian blok 854.349 di blockchain Bitcoin, terjadi transfer dari alamat yang telah tidak aktif selama tujuh tahun dan tiga bulan. Dompet ini menggunakan jenis transaksi Pay-to-Public-Key-Hash (P2PKH) dan memindahkan dana dalam dua transaksi: 71,63 BTC dan 50 BTC. Dana tersebut kemudian dibagi ke beberapa dompet Bech32 atau Pay-to-Witness-Public-Key-Hash (P2WPKH) dan hingga saat ini masih berada di sana.
BACA JUGA:
Tidak hanya satu dompet, sepanjang bulan Juli 2024, sekitar 15 dompet bitcoin dari era 2017 juga kembali aktif setelah tidur selama tujuh tahun. Total transfer dari dompet-dompet ini mencapai 529,04 BTC. Meskipun banyak dompet dari tahun 2017 mengalami masa sulit pada akhir tahun tersebut dan selama periode 2018-2019, pemiliknya memilih untuk bertahan hingga harga BTC melesat pada tahun 2021. Kini, mereka memindahkan dana mereka di tahun 2024, ketika harga BTC melampaui puncak tertinggi sebelumnya.
Namun, pertanyaan yang mengemuka adalah: apakah koin-koin ini dijual atau hanya dipindahkan ke alamat baru? Meskipun belum ada jawaban pasti, peningkatan aktivitas ini menunjukkan bahwa pemilik dompet lama semakin aktif dalam mengelola aset digital mereka.