Bagikan:

JAKARTA - Pergerakan whale kripto alias investor besar biasanya menjadi bahan perbincangan di kalangan komunitas kripto. Pasalnya setiap pergerakan whale terutama di saat memperdagangkan aset kripto, ia kerap mempengaruhi pergerakan arah pasar. Kali ini salah satu whale Bitcoin yang tidak aktif selama 11 tahun mendadak mulai bergerak memasuki pasar.

Platform pemantau data blockchain Whale Alert, pada Minggu 29 Desember, melaporkan sebuah alamat Bitcoin lawas yang diaktifkan kembali setelah tidak aktif selama 11 tahun. Dompet kripto milik whale itu diketahui mentransfer 357 BTC yang saat ini bernilai sekitar 34.070.177 dolar AS (Rp551,9 miliar). Whale itu mengirim Bitcoin ke alamat dompet baru.

(Dok. Whale Alert)

Dompet Bitcoin yang belasan tahun tidak aktif kerap membikin geger publik. Bukan tanpa alasan, ini karena dompet tersebut kemungkinan dimiliki oleh pelopor awal Bitcoin. Sementara itu, ada banyak faktor penyebab tidak aktifnya dompet kripto selama belasan tahun.

Penyebabnya cukup beragam, mulai dari pemilik yang lupa kata sandi, menyimpan aset untuk jangka panjang atau biasa disebut HODL, hingga alasan keamanan. Dalam kasus ini, pemilik suatu aset kripto mungkin merasa bahwa kondisi pasar saat ini cukup menarik untuk menjual atau menginvestasikan kembali aset mereka, atau mungkin baru saja menemukan kembali kunci dompet tersebut. Meski demikian, alasan pastinya masih menjadi misteri.

Pada Minggu 30 Desember, harga Bitcoin berada di 94.673 dolar AS (Rp1,53 miliar), setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi 108.316 dolar AS (Rp1,75 miliar) pada 17 Desember. Sayangnya, momentum tersebut mulai melambat, dan harga Bitcoin kini mulai mengalami penurunan bulanan pertamanya sejak September. 

Meski demikian, analis masih optimistis terhadap pergerakan harga di sisa akhir Desember. Menurut firma analitik Santiment, meskipun volume perdagangan rendah, tren akumulasi oleh "paus" atau investor besar dapat memicu lonjakan harga tak terduga sebelum akhir 2024.

Prediksi untuk tahun 2025 juga menunjukkan prospek cerah untuk Bitcoin. Menurut laporan Galaxy Research, Bitcoin diperkirakan akan melampaui 150.000 dolar AS (Rp2,43 miliar) pada paruh pertama 2025 dan dapat mencapai 185.000 dolar AS (Rp3,0 miliar) di akhir tahun. 

Faktor pendorong utama meliputi adopsi institusional, korporasi, dan bahkan pemerintah nasional. Seiring waktu, Bitcoin telah menunjukkan apresiasi yang lebih cepat dibandingkan kelas aset lainnya, seperti S&P 500 dan emas, dan tren ini diperkirakan akan terus berlanjut. Bahkan, Galaxy memprediksi bahwa Bitcoin dapat mencapai 20% dari kapitalisasi pasar emas.