Bagikan:

JAKARTA - Microsoft mengumumkan akan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada bulan September yang berfokus pada peningkatan sistem keamanan siber. Hal ini dilakukan  setelah pembaruan perangkat lunak dari CrowdStrike menyebabkan gangguan IT global pada bulan Juli lalu.

Konferensi ini akan berlangsung pada 10 September di kantor pusat Microsoft di Redmond, Washington, dan akan melibatkan berbagai perwakilan dari pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya.

Gangguan besar yang terjadi pada 19 Juli 2024 ini mempengaruhi hampir 8,5 juta perangkat Windows di seluruh dunia, mengakibatkan gangguan operasional di berbagai sektor, termasuk maskapai penerbangan, perbankan, dan layanan kesehatan. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran tentang ketergantungan yang terlalu besar pada satu vendor yang menyediakan solusi keamanan menyeluruh.

Dalam sebuah blog, Microsoft menyatakan bahwa gangguan tersebut memberikan pelajaran penting bagi seluruh ekosistem keamanan siber. Mereka menegaskan pentingnya meningkatkan ketahanan terhadap gangguan di masa mendatang dan menyambut diskusi dengan para pemangku kepentingan lainnya dalam KTT mendatang.

CrowdStrike, yang menjadi sorotan utama dalam insiden ini, telah kehilangan sekitar  9 miliar dolar AS (Rp138,6 triliun) dari nilai pasarnya sejak gangguan terjadi. Perusahaan tersebut kini menghadapi gugatan dari para pemegang saham yang menuduh mereka menyembunyikan kelemahan dalam pengujian perangkat lunak, yang menyebabkan gangguan global tersebut.

Selain itu, Delta Air Lines, yang mengalami pembatalan massal penerbangan akibat gangguan ini, juga mengajukan klaim hukum terhadap CrowdStrike dan Microsoft, dengan kerugian diperkirakan mencapai  500 juta dolar AS (Rp7,7 triliun).

Menanggapi situasi ini, juru bicara CrowdStrike menyatakan bahwa mereka berencana untuk berpartisipasi dalam diskusi di KTT tersebut dan berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan ekosistem keamanan siber di masa mendatang.

CrowdStrike dijadwalkan akan melaporkan hasil keuangan kuartal kedua mereka pada 28 Agustus mendatang, yang diperkirakan akan sangat dipengaruhi oleh dampak dari insiden tersebut.

Konferensi ini menjadi langkah awal bagi Microsoft dalam merespons krisis yang terjadi dan diharapkan akan menghasilkan solusi konkret untuk memperkuat keamanan siber global.