Bagikan:

JAKARTA – Jutaan perangkat dengan sistem Windows tidak bisa bekerja pada 19 Juli karena Blue Screen of Death (BSOD). Situasi ini membuat aktivitas di sektor perbankan hingga penerbangan lumpuh.

Masalah ini disebabkan oleh pembaruan CrowdStrike, penyedia perangkat lunak keamanan siber. Menurut laporan Microsoft, gangguan ini terjadi di 8,5 juta perangkat. Meski terdengar banyak, jumlah ini hanya satu persen dari mesin Windows yang beroperasi.

"Meskipun persentasenya kecil, dampak ekonomi dan sosial yang luas mencerminkan penggunaan CrowdStrike oleh perusahaan yang menjalankan banyak layanan penting," kata Wakil Presiden Keamanan Perusahaan dan OS Microsoft David Weston.

Dengan terjadinya masalah ini, Weston menjelaskan bahwa pengoperasian dan penerapan ekosistem teknologi yang aman harus diprioritaskan. Selain itu, kolaborasi antara platform perangkat lunak dan vendor keamanan sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini.

Saat BSOD tiba-tiba menyerang sistem Windows, Microsoft langsung bekerja sama dengan CrowdStrike untuk mengotomatiskan pekerjaan mereka dalam mengembangkan solusi. Perbaikan untuk masalah ini telah dirilis di Pusat Pesawat Windows.

Microsoft juga berkolaborasi dengan berbagai layanan penyedia cloud seperti Google Cloud Platform dan Amazon Web Services (AWS) dalam mengamati dampak di seluruh industri. Selain itu, Microsoft terus merilis status terkini di Azure Status Dashboard.

"Meskipun ini bukan insiden Microsoft, mengingat hal ini memengaruhi ekosistem kami, kami ingin memberikan pembaruan tentang langkah-langkah yang telah kami ambil bersama CrowdStrike dan perusahaan lain untuk memperbaiki dan mendukung pelanggan kami," jelas Weston.