JAKARTA - Pasar kripto koin Solana (SOL) kembali mendapat tekanan setelah salah satu investor besar, yang dikenal sebagai "whale", melakukan penjualan besar-besaran terhadap aset kripto Solana (SOL). Sejak awal tahun 2024, whale tersebut telah melepas SOL senilai puluhan juta dolar AS, yang berdampak signifikan pada pergerakan harga di pasar.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Lookonchain, sebuah platform pelacak blockchain, penjualan pertama oleh whale ini terjadi pada 15 Januari 2024. Selama beberapa minggu dan bulan berikutnya, investor tersebut secara bertahap menjual total 614.000 SOL dengan nilai sekitar 89 juta dolar AS (Rp1,424 triliun) di sejumlah bursa kripto besar seperti Coinbase, OKX, dan Binance. Penjualan ini berlangsung rata-rata sekali per minggu, yang kemungkinan dilakukan untuk menghindari gejolak harga yang terlalu tajam di pasar.
Dalam analisis lebih lanjut terhadap data on-chain, terlihat bahwa sekitar 100.000 SOL telah ditarik dari platform staking dalam 30 hari terakhir sebelum akhirnya dipindahkan ke tiga bursa kripto tersebut. Aksi ini menunjukkan adanya strategi yang terencana dari pihak whale untuk mengurangi kepemilikan mereka atas Solana. Saat artikel ini ditulis, harga SOL berada di angka 142,66 dolar AS (Rp2.282.560).
BACA JUGA:
Solana Tertekan
Tidak hanya aksi jual oleh investor besar, Solana juga mengalami tekanan dari arus keluar dana institusional. Laporan terbaru dari manajer aset digital CoinShares mengungkapkan bahwa produk investasi kripto yang terkait dengan Solana mengalami arus keluar dana terbesar dalam sejarahnya, yakni sebesar 39 juta dolar AS (Rp624 miliar) pada pekan terakhir. Hal ini terjadi seiring dengan penurunan tajam volume perdagangan memecoin, yang menjadi salah satu pilar utama Solana.
Sementara itu, produk investasi terkait Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) justru mencatatkan arus masuk positif dalam periode yang sama. Bitcoin mencatat arus masuk sebesar 42 juta dolar AS (Rp672 miliar), sementara produk ETF short-Bitcoin mengalami arus keluar sebesar 1 juta dolar AS (Rp16 miliar) untuk pekan kedua berturut-turut.
Ethereum, meskipun hanya mencatat arus masuk sebesar 4,2 juta dolar AS (Rp67,2 miliar) pekan lalu, menunjukkan dinamika yang lebih kompleks. Beberapa penyedia baru mencatat arus masuk sebesar 104 juta dolar AS (Rp1,664 triliun), sementara Grayscale mengalami arus keluar sebesar 118 juta dolar AS (Rp1,888 triliun).