Bagikan:

JAKARTA - Sebuah studi yang berjudul ‘AI and Journalism in Southeast Asia: A Survey of Opportunities and Challenges’ dari konsultan komunikasi strategis Vero, mengungkap  bagaimana AI mempengaruhi dan mengubah praktik jurnalisme di Asia Tenggara. 

Dilakukan terhadap 75 jurnalis yang tersebar di Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam, studi ini menemukan bahwa para jurnalis semakin menyadari peran penting AI dalam pekerjaannya, dan merasa perlu untuk memperdalam pemahaman mereka mengenai  teknologi ini.

“Pengaruh AI terhadap jurnalisme tidak sebatas pada otomatisasi, teknologi ini juga berperan penting dalam meningkatkan akurasi, kecepatan, dan membuat laporan yang lebih komprehensif," ujar Raphael Lachkar, COO Vero dalam laporan tersebut. 

Temuan penting dalam studi ini adalah sebanyak 95 persen jurnalis di Indonesia dan Thailand memiliki pemahaman yang mendalam tentang AI. Thailand juga menunjukkan tingkat adaptasi AI sebesar 95 persen, menandakan integrasi yang efektif dalam pekerjaan mereka.

Selain itu, di Filipina, 90 persen jurnalis sudah mengenal AI, tetapi hanya 52 persen jurnalis saja yang telah mengintegrasikannya ke dalam pekerjaan mereka.

Sedangkan di Vietnam, meskipun 78 persen jurnalis sudah familiar dengan AI, ternyata studi menemukan bahwa 100 persen dari jurnalis menunjukkan sikap positif terhadap adaptasi dampak AI dalam pekerjaan mereka. 

Lebih lanjut, para jurnalis juga menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap  AI, termasuk isu tata kelola, dampak terhadap tenaga kerja, dan masalah keamanan siber, terutama di Thailand, di mana ada kekhawatiran tentang ketergantungan berlebihan pada AI dapat mempengaruhi kualitas dan kepercayaan pada jurnalisme. 

"Di Vietnam, antusiasme terhadap AI disertai dengan perhatian yang mendalam terhadap privasi data dan tindakan keamanan yang ketat," tambah Lachkar.