JAKARTA – Ribuan pekerja di Samsung Electronics melakukan aksi mogok kerja pada Senin, 8 Juli. Tindakan mogok ini akan berjalan selama tiga hari untuk menuntut hak pekerja yang belum terpenuhi.
Serikat Pekerja Elektronik Nasional Samsung (NSEU), yang terdiri dari 30.000 orang atau seperempat dari jumlah pekerja di Samsung Korea Selatan, menuntut tambahan cuti satu hari per tahun. Mereka juga meminta perubahan sistem bonus karyawan.
Menurut para analis, sebagaimana dilansir dari Reuters, aksi mogok ini tidak memberikan dampak yang besar terhadap produksi perangkat. Meski jumlah anggota NSEU cukup banyak, partisipasi karyawannya sangat rendah.
Ini bukan aksi mogok kerja pertama yang dilakukan oleh para pekerja di Samsung Electronics Korea Selatan. Pada Juni lalu, sejumlah anggota NSEU berhenti bekerja dengan tuntutan yang sama, yaitu penambahan waktu cuti untuk seluruh karyawan.
Samsung juga mengatakan bahwa aksi ini tidak mengganggu jalannya produksi karena mogok kerja dilakukan sehari setelah hari libur dan tidak banyak pekerja yang mengajukan cuti. Oleh karena itu, produksi perangkat tetap bisa berjalan.
BACA JUGA:
Namun, Presiden NSEU Son Woo-Mok membantah bahwa partisipasi mogok kerja ini sangat rendah. Ia menjelaskan bahwa NSEU tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendidik seluruh anggota terkait isu yang sedang mereka perjuangkan.
"Pendidikan tentang serikat buruh ... belum cukup. Namun, saya rasa partisipasi ini tidak rendah karena serikat buruh kita masih muda dibandingkan dengan serikat buruh lainnya," kata Woo-Mok.
Sementara itu, Wakil Presiden NSEU Lee Hyun-Kuk, mengatakan bahwa ia dan anggota lainnya akan melakukan mogok lebih lanjut jika Samsung tidak memperbaiki proposalnya. Menurut mereka, Samsung masih belum memenuhi tuntutan para pekerja.
Anggota serikat pekerja hanya ingin mendapatkan kesetaraan dalam sistem bonus, baik itu pekerja biasa maupun eksekutif. Saat ini, pekerja biasa mendapatkan bonus dari laba operasi, sedangkan eksekutif menerima bonus berdasarkan kinerja pribadi.