Bagikan:

JAKARTA – Pemasok produk kedirgantaraan Collins Aerospace, terpilih sebagai pengembang pakaian antariksa NASA. Setelah beberapa tahun kontraknya berjalan, kemitraan komersial ini justru dibatalkan.

Collins mengatakan bahwa mereka telah menarik diri dari kesepakatan tersebut. Setelah berdiskusi dengan NASA, lembaga antariksa AS itu setuju untuk mencabut kontrak Collins. Dengan demikian, kerja sama Collins dan NASA resmi berakhir.

"Setelah evaluasi menyeluruh, Collins Aerospace dan NASA sepakat untuk menguraikan perintah tugas Exploration Extravehicular Activity Services (xEVAS). Collins tetap berkomitmen untuk mendukung NASA," kata juru bicara Collins, dikutip dari Spacenews.

Ini merupakan kabar yang mengejutkan karena VOI sempat membuat laporan mengenai kemajuan pakaian antariksa yang dibuat Collins pada Februari lalu. Saat itu, perusahaan telah menyelesaikan pengujian prototipe dari pakaian tersebut.

Meski kontraknya sudah dibatalkan, Collins tidak menjelaskan kenapa pihaknya berusaha menghentikan proyek tersebut. Namun, sumber industri yang dikutip dari Spacenews meyakini bahwa Collins mengalami masalah pembengkakan biaya.

Dengan terjadinya masalah ini, Collins mungkin merasa bahwa mereka tidak sanggup melanjutkan proyeknya. Mengingat kontraknya bersifat harga tetap, Collins pun memutuskan untuk tidak mengembangkan lagi pakaian antariksa untuk NASA.

Pada Juni tahun 2022, NASA memilih dua perusahaan untuk program xEVAS, yaitu Collins dan Axiom Space. Collins diminta membuat pakaian untuk digunakan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), sedangkan Axiom membuat pakaian untuk misi Artemis.

Axiom masih melanjutkan proyek pembuatan pakaiannya hingga saat ini. Terakhir kali, perusahaan antariksa itu sedang menguji bagaimana pakaian antariksa yang mereka buat bisa terintegrasi dengan pesawat Starship dan komponen lainnya untuk misi Artemis 3.