JAKARTA - Saat ini NASA sedang bersiap untuk melaksanakan misi ke Bulan atau Artemis I, selain kendaraan yang mumpuni, salah satunya juga menyiapkan pakaian untuk para astronotnya.
Axiom Space dan Collins Aerospace berhasil terpilih untuk membuat pakaian luar angkasa untuk astronot NASA. Kedua perusahaan akan mengembangkan pakaian generasi berikutnya yang akan digunakan baik untuk misi ke Bulan maupun ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
"Sejarah akan dibuat dengan pakaian itu ketika kita sampai di Bulan. Kita akan memiliki orang pertama yang berwarna dan wanita pertama kita yang akan menjadi pemakai dan pengguna pakaian ini di luar angkasa," ungkap direktur NASA Johnson Space Center, Vanessa Wyche.
NASA mengatakan telah menetapkan standar teknis dan keselamatan di pakaian astronotnya dengan peralatan xEMU baru (Exploration Extravehicular Mobility Unit), tetapi semua terserah kepada kedua mitra ini untuk menangani desain, pengembangan, kualifikasi, dan sertifikasi serta membangun peralatan pendukung yang diperlukan.
BACA JUGA:
Pakaian generasi berikutnya akan lebih fleksibel, serbaguna dan tahan lama. NASA awalnya ingin membuat pakaian itu sendiri, tetapi mulai beralih ke mitra industri setelah auditor badan tersebut mengatakan bahwa pakaian astronot tersebut menghadapi penundaan pengembangan.
Melansir Engadget, Kamis, 2 Juni, menurut NASA, pakaian baru bisa siap segera pada 2025, setelah pengujian baik di ISS atau lingkungan simulasi. Badan antariksa tersebut juga bersiap untuk peralatan baru lainnya, seperti pendarat bulan dari SpaceX dan lebih banyak perusahaan, memiliki pakaian baru adalah salah satu tugas terpentingnya untuk misi masa depan itu.
Sekarang, para astronot masih mengandalkan peralatan luar angkasa yang dirancang sekitar 45 tahun lalu untuk program Space Shuttle.
Dalam laporan Agustus 2021, NASA mencatat bahwa rencana xEMU-nya kemungkinan tidak akan mencapai target awal 2024, dan telah menghabiskan sekitar 420 juta dolar AS setara Rp6,0 miliar untuk mengembangkan pakaian baru.