Bagikan:

JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joe Biden menjatuhkan sanksi terhadap 12 orang dalam peran kepemimpinan senior di AO Kaspersky Lab pada  Jumat, 21 Juni dengan alasan risiko keamanan siber. Hal ini diumumkan, sehari setelah pemerintah AS mengumumkan rencana untuk melarang penjualan perangkat lunak antivirus dari perusahaan Rusia tersebut.

Sanksi tersebut menargetkan pimpinan perusahaan, termasuk kepala pengembangan bisnis, kepala operasi, pejabat hukum, kepala komunikasi korporat, dan lainnya.

"Tindakan hari ini terhadap kepemimpinan Kaspersky Lab menegaskan komitmen kami untuk memastikan integritas domain siber kami dan melindungi warga kami dari ancaman siber yang berbahaya," kata Wakil Menteri Keuangan Brian Nelson dalam sebuah pernyataan.

Seorang juru bicara Kaspersky menggambarkan langkah tersebut sebagai "tidak berdasar dan tidak adil." Ia juga mengatakan bahwa hal ini tidak akan mempengaruhi "ketahanan" perusahaan karena tidak menargetkan perusahaan induk atau anak perusahaan atau CEO-nya, Eugene Kaspersky.

Perusahaan tersebut membantah adanya hubungan dengan pemerintah manapun atau kaitan antara pejabat yang ditunjuk dan otoritas militer atau intelijen Rusia.

Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa pemerintahan Biden berusaha menghilangkan risiko serangan siber Rusia yang berasal dari perangkat lunak Kaspersky dan terus menekan Moskow karena upaya perangnya di Ukraina telah mendapatkan momentum dan Amerika Serikat hampir kehabisan sanksi yang dapat dijatuhkan pada Rusia.

AO Kaspersky adalah salah satu dari dua unit Rusia dari Kaspersky Lab yang ditempatkan dalam daftar pembatasan perdagangan Komersial pada  Kamis karena diduga bekerja sama dengan intelijen militer Rusia untuk mendukung tujuan intelijen siber Moskow.

Langkah tersebut disertai dengan larangan penjualan, penjualan kembali, dan pembaruan perangkat lunak untuk produk Kaspersky di Amerika Serikat mulai 29 September.

Otoritas AS mengatakan perangkat lunak tersebut menimbulkan risiko serius, mengutip pengaruh Rusia atas perusahaan, akses istimewa perangkat lunak ke sistem komputer yang dapat memungkinkan pencurian informasi sensitif dari komputer Amerika, dan kemampuannya untuk menginstal malware serta menahan pembaruan kritis.

Penunjukan yang diumumkan pada  Jumat melarang perusahaan atau warga negara Amerika untuk berdagang atau melakukan transaksi keuangan dengan eksekutif yang dikenai sanksi dan membekukan aset yang dimiliki di Amerika Serikat.