JAKARTA – Pusat keamanan siber Inggris pada Selasa, 29 Maret, menyatakan organisasi yang menyediakan layanan terkait dengan Ukraina atau infrastruktur penting harus mempertimbangkan kembali risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi komputer Rusia dalam rantai pasokan mereka.
"Kami tidak memiliki bukti bahwa negara Rusia bermaksud untuk menyerahkan produk dan layanan komersial Rusia untuk menyebabkan kerusakan pada kepentingan Inggris. Namun tidak adanya bukti bukanlah berarti bukti ketidakhadiran (mereka)," ungkap Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC), bagian dari Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris. Hal ini juga diungkapkan Badan intelijen penyadapan GCHQ mengatakan dalam sebuah posting blog.
Organisasi yang menyediakan layanan ke Ukraina, infrastruktur penting, atau dapat mewakili "kemenangan" hubungan masyarakat untuk Rusia jika diretas harus "secara khusus mempertimbangkan risiko bagian yang dikendalikan Rusia dari rantai pasokan mereka," kata pos itu.
Awal bulan ini Italia mengatakan otoritas publiknya harus mengganti perangkat lunak antivirus apa pun yang terkait dengan Rusia. Sementara Jerman sudah memperingatkan pelanggan Kaspersky Lab yang berbasis di Moskow bahwa perangkat lunaknya dapat menimbulkan risiko serius serangan dari peretas.
BACA JUGA:
Pekan lalu, Amerika Serikat sudah menambahkan Kaspersky Lab ke dalam daftar peralatan komunikasi dan penyedia layanannya yang dianggap sebagai ancaman bagi. keamanan nasional AS. Sementara Kaspersky Lab menggambarkan tindakan tersebut sebagai tindakan bermotif politik.
NCSC tidak secara khusus memperingatkan terhadap perangkat lunak Kaspersky Lab, tetapi menyarankan bahwa penggunanya mungkin perlu mengubah ke penyedia antivirus lain, jika Kaspersky Lab sendiri dikenai sanksi.
"Jika Anda lebih mungkin menjadi target negara Rusia karena apa yang terjadi, maka akan lebih bijaksana untuk mempertimbangkan ketergantungan Anda pada semua jenis produk atau layanan teknologi Rusia, termasuk namun tidak terbatas pada produk yang mendukung cloud seperti (perangkat lunak antivirus)," tulis postingan tersebut, seperti dikutip Reuters.