Inggris Salahkan Rusia Terkait Serangan Siber pada Internet Satelit Sebelum Invasi ke Ukraina
Rusia ternyata telah melakukan serangan siber yang menargetkan perusahaan internet. (foto:dok.unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Sebelum memulai invasinya ke Ukraina, Rusia ternyata telah melakukan serangan siber yang menargetkan perusahaan internet satelit komersial Amerika Viasat, Inggris dan intelijen Amerika Serikat (AS).

Serangan itu ternyata dimulai sekitar satu jam sebelum invasi pada 24 Februari. Akibatnya, pemadaman terjadi pada beberapa ribu pelanggan Ukraina dan mempengaruhi ladang angin serta pengguna internet di Eropa Tengah.

Viasat sendiri menyediakan broadband satelit berkecepatan tinggi untuk pelanggan komersial dan militer. Perusahaan sebelumnya mengatakan puluhan ribu terminal rusak tidak dapat diperbaiki dalam serangan siber itu, meskipun infrastruktur jaringan intinya dan satelit tersebut sendiri masih baik-baik saja.

Banyak yang telah lama percaya bahwa Rusia yang harus disalahkan dalam serangan ini, tetapi tidak memiliki bukti untuk mengatakannya secara terbuka.

Sekarang Uni Eropa, Inggris, AS dan sekutu lainnya menegaskan kecurigaan lama bahwa target utama adalah militer Ukraina. Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris (NCSC) menyatakan hampir pasti Rusia yang berada di balik serangan itu.

"Kami mengakui pemerintah internasional telah mengidentifikasi siapa yang mereka yakini bertanggung jawab atas serangan siber di jaringan KA-SAT," ujar Viasat seperti dikutip dari BBC Internasional, Rabu, 11 Mei.

Perang di Ukraina telah membuka operasi siber ofensif paling berkelanjutan yang dilakukan satu negara terhadap negara lain. Beberapa terkejut karena tidak ada lagi bukti serangan destruktif ketika invasi dimulai.

Tetapi butuh waktu untuk gambaran yang lebih lengkap muncul, seperti serangan besar pada komunikasi satelit itu yang terkait dengan Rusia. Sejauh ini, Rusia belum meluncurkan serangan yang lebih luas terhadap target Barat.

"Kami telah dan akan terus bekerja sama dengan penegak hukum yang relevan dan otoritas pemerintah sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung," tutur Viasat.