JAKARTA – Joby Aviation mengumumkan pada Kamis 20 Juni bahwa regulator penerbangan Amerika Serikat telah memberikan izin penggunaan software buatan dalam negeri mereka untuk tugas-tugas seperti manajemen beban kerja pilot dan pencocokan penumpang dengan pesawat, mirip dengan aplikasi ride-hailing.
Persetujuan untuk sistem operasi ini, yang dikenal sebagai ElevateOS, muncul seiring Joby bersiap meluncurkan operasi komersial taksi udaranya pada tahun 2025.
Perusahaan yang berbasis di Santa Cruz, California ini adalah salah satu dari beberapa pembuat taksi udara – atau pesawat lepas landas dan mendarat vertikal elektrik (eVTOL) – yang muncul dalam beberapa tahun terakhir dengan janji mengurangi kemacetan perjalanan perkotaan dengan menawarkan layanan antar-kota.
"Joby memiliki perjanjian komersial untuk mengintegrasikan software ini dengan Uber Technologies dan Delta Air Lines yang akan memungkinkan penumpang memesan dan membayar penerbangan," kata Bonny Simi, presiden operasi Joby, dikutip VOI dari Reuters.
BACA JUGA:
ElevateOS disetujui untuk digunakan oleh Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) sebagai bagian dari Sertifikasi Part 135, yang diterima Joby pada tahun 2022. Simi menambahkan bahwa perusahaan telah menguji sistem tersebut dengan mengangkut karyawan antara situs mereka.
Pembuat taksi udara ini juga berencana menghasilkan uang dengan menjual software tersebut sebagai layanan. Pesawat eVTOL Joby dirancang untuk membawa seorang pilot dan empat penumpang dengan kecepatan hingga 200 mph.
Joby, yang go public pada tahun 2021 melalui merger SPAC, telah menarik investasi dari raksasa industri transportasi seperti Toyota, Uber, dan Delta Air. Beberapa perusahaan besar telah bertaruh pada pembuat taksi udara, tetapi industri ini menghadapi tantangan teknologi dan regulasi dalam memulai operasi dan mencapai profitabilitas.
Tantangan-tantangan tersebut telah membebani saham sektor ini. Saham Joby turun 24,8% tahun ini, sementara rekan sejenisnya, Archer Aviation, turun 50,2%.