Bagikan:

JAKARTA - Pusat Data dan Sarana Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan bahwa selama KTT World Water Forum ke-10 terdapat 184 serangan yang mengarah pada website media.worldwaterforum.org.

"Serangan siber pada event-event internasional itu nyata adanya. Kita coba cegah, dan Alhamdulillah tidak memberikan dampak yang signifikan," kata Kepala Pusat Data dan Sarana Informatika, Irawati Tjipto Priyanti pada Jumat, 7 Juni.

Dari jumlah tersebut, tim PDSI berhasil memonitoring dan menghentikan upaya serangan siber dengan rincian 48 insiden kategori kritikal, 40 mayor, dan 96 minor.

Sedangkan secara total dari 184 serangan, PDSI menemukan mayoritas serangan atau sebanyak 54 persen adalah serangan illegal resource access, disusul 28 persen oleh Bad Bots, 12 persen SQL Injection, dan 6 persennya Cross-site scripting. 

Berbicara tentang alasan penjahat siber melakukan serangan selama event-event internasional itu, Ketua Pokja Infrastruktur Informatika, PDSI, Suhartono menyebutkan beberapa alasan di baliknya.

"Biasanya penyerang itu ingin mencuri kredensial. Di awal itu kan data registrasi ya, data passport, biasanya penyerang akan melakukan upaya bisa akses legal kemanapun ke system website itu," jelasnya.

Sedangkan alasan yang kedua adalah di mana penyerang dengan sengaja melakukan serangan DDoS untuk mencegah orang memiliki akses ke website tersebut, sehingga membuat website down.

"Mereka memang sengaja secara robotic mengakses untuk menurunkan kredibilitas event itu sendiri, atau Indonesia. Biasanya serangan itu sifatnya DDoS. Saat penyerangan DDoS ini sifatnya volumetric, jadi membanjiri atau mencegah orang legal tertutup aksesnya," tandasnya.