BALI – Jelang pelaksanaan The 10th World Water Forum (WWF) pada pada 18-24 Mei 2024, dilangsungkan agenda The 2nd Stakeholders Consultation Meeting (SCM) pada 12–13 Oktober 2023. Bali kembali ditunjuk sebagai lokasi pelaksanaan 2nd SCM sekaligus juga sebagai tuan rumah WWF mendatang.
Penjabat Gubernur Provinsi Bali Sang Made Mahendra Jaya menyampaikan terima kasih atas kepercayaan World Water Council menjadikan Bali sebagai tuan rumah. Ia menilainya sebagai sebuah kehormatan.
“Penunjukan Bali sebagai tuan rumah WWF merupakan kehormatan bagi masyarakat dan Pemerintah Provinsi Bali. Forum semacam ini sangat penting dan strategis sebagai wadah berbagi pengetahuan dan pemahaman seluruh ilmuwan dan praktisi sebagai upaya untuk menemukan solusi atas isu-isu air,” ujar Mahendra saat Acara Pembukaan The 2nd SCM di Hotel Intercontinental Bali Resort, Jimbaran, Kabupaten Badung, Provinsi Bali pada 12 Oktober.
Air merupakan hal yang penting bagi kita, khususnya masyarakat Bali. Mahendra menjelaskan bahwa sumber daya air di Bali telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik untuk pertanian, pariwisata, juga lekat dengan kehidupan beragama yang mayoritas memeluk agama Hindu.
“Kehidupan kita tidak bisa terlepas dari air, khususnya masyarakat Bali yang memiliki warisan budaya yang memuliakan air sebagai sumber kehidupan. Dengan menjaga keseimbangan air baik yang di Bhuana Agung (makrokosmos) maupun di Bhuana Alit (mikrokosmos),” tambah Mahendra.
Dirinya pun berharap forum tersebut tidak hanya berfungsi memfasilitasi pertukaran pengetahuan tetapi juga untuk meningkatkan teknologi inovatif khususnya dalam sistem irigasi untuk menjamin ketahanan air dan pangan global.
Praktek Baik Pengelolaan Air di Bali
Pada kesempatan tersebut dirinya juga mengajak seluruh peserta untuk meluangkan waktu mengunjungi destinasi wisata dan menyaksikan kehidupan tradisional masyarakat Bali serta keindahan lanskap Subak.
Mahendra turut menampilkan tayangan video yang memperlihatkan bagaimana masyarakat Bali begitu menjaga keberlangsungan air. Air selalu hadir dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, sehingga begitu penting untuk menjaga kemuliaan air.
“Masyarakat Bali menjadikan air sebagai bagian dari napas kehidupan dan budaya yang dapat dilihat dari dua sisi. Yakni air sebagai lingkar kehidupan, karena di mana ada air, kehidupan bersemai dan sejuk sebagai berkah kehidupan,” jelasnya.
Masyarakat Hindu di Bali meyakini sekali tentang kesakralan air. Di sisi lain, jika air tidak dijaga dengan baik, maka Mahendra mengingatkan tentang adanya bencana yang menanti. Sehingga, keberlangsungan dan kemuliaan air perlu dijaga.
Dipilihnya Bali sebagai tuan rumah Pertemuan ke-10 WWF tidak lepas dari budaya pengelolaan air di Bali yang dikenal dengan Subak. Subak merupakan sistem pengelolaan air yang diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
BACA JUGA:
Turut hadir dalam gelaran Opening Ceremony Stakeholders Consultation Meeting (SCM) ke-2, yakni Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala BMKG
Dwikorita Karnawati, Direktur Jenderal IKP KOMINFO Usman Kansong, Perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perwakilan dari Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta sejumlah organisasi internasional.
Mengangkat tema “Water for Shared Prosperity” atau “Air untuk Kemakmuran Bersama”, Pertemuan ke-10 WWF menargetkan peserta 30.000 orang dari 172 negara.
WWF merupakan kegiatan pertemuan internasional terbesar di bidang air yang diselenggarakan setiap tiga tahun sekali dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Bali secara resmi diputuskan sebagai tuan rumah pada WWF ke-9 di Dakar, Senegal pada 19 Maret 2022, dengan perolehan 30 dari total 36 suara Dewan Gubernur (Board of Governors) World Water Council.
Pelaksanaan The 2nd Stakeholder Consultation Meeting (SCM) di Bali merupakan lanjutan dari Kick Off Meeting atau The 1st Stakeholders Meeting (SCM) pada Februari 2023. Lewat proses tematik, politik, dan regional yang berlangsung, diharapkan akan muncul inisiasi dan ide-ide yang akan dibahas lebih lanjut pada World Water Forum pada 2024 mendatang.