JAKARTA - Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) mengungkapkan penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada Mei tahun ini dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk menyiapkan infrastruktur air menjadi yang utama.
Direktur Eksekutif Perpamsi Subekti di Jakarta, Selasa 23 April, mengatakan bahwa infrastruktur air di Indonesia saat ini masih tertinggal dan perlu diperbaiki terkait tata kelola, strategi pembangunan dan aspek-aspek penting lainnya di sektor air minum serta sanitasi.
Kalau hal ini tidak dibenahi secara cepat maka hal tersebut dapat menghambat Indonesia menjadi negara maju pada 2045, khususnya di sektor air minum dan sanitasi.
"Ini adalah momentum bagi Indonesia untuk mendorong perbaikan tata kelola, strategi pembangunan, dan sebagainya khusus di sektor air minum baik itu air minum perpipaan dan sanitasi," ujar Subekti, dilansir Antara.
Perpamsi menyambut baik penyelenggaraan WWF ke-10 tersebut karena masalah air saat ini menjadi agenda penting dunia dan juga menjadi agenda penting bagi Indonesia terkait perbaikan tata kelola air.
"Kami menyambut baik karena masalah air menjadi agenda dunia, dan penyelenggaraan World Water Forum di Indonesia di mana di tanah air kita masih berjuang mengenai perbaikan tata kelola air," kata Subekti.
Pemerintah Indonesia mengundang 43 duta besar dan 4 organisasi internasional untuk turut berpartisipasi dan menyukseskan WWF yang akan digelar di Bali pada 18-25 Mei 2024.
Pemerintah Indonesia menargetkan WWF dihadiri sekitar 30.000-50.000 peserta dari berbagai negara, sehingga para duta besar memiliki peran penting dalam menyosialisasikan forum agar lebih banyak peserta yang berkontribusi.
BACA JUGA:
Melalui WWF, Pemerintah Indonesia berkomitmen mendorong negara-negara serta para pemangku kepentingan bidang air di seluruh dunia untuk menempatkan isu-isu terkait air pada puncak agenda global.
World Water Forum ke-10 akan fokus membahas empat hal, yakni konservasi air (water conservation), air bersih dan sanitasi (clean water and sanitation), ketahanan pangan dan energi (food and energy security), serta mitigasi bencana alam (mitigation of natural disasters). Penyelenggaraannya terdiri atas tiga komponen, yaitu proses tematik, proses regional, serta proses politik.