Bagikan:

JAKARTA – NTT DATA, penyedia infrastruktur digital, sedang membangun pusat data terbaru di Jakarta. Gedung yang dinamakan Pusat Data Jakarta 2 Annex (JKT2A) ini direncanakan selesai dibangun pada tahun 2026.

JKT2A merupakan bagian dari investasi perusahaan terhadap pengembangan pusat data di berbagai negara yang menjadi pasar utama. Investasi yang bernilai lebih dari 10 miliar dolar AS (Rp 160 triliun) ini dikerahkan untuk memenuhi kebutuhan hyperscalers.

Doug Adam, CEO dan Presiden Global Data Center NTT DATA, mengatakan bahwa perusahaannya merupakan penyedia pusat data terbesar ketiga secara global. Oleh karena itu, untuk memenuhi permintaan pasar, NTT DATA membangun JKT2A.

"Peluncuran JKT2A yang baru ini menegaskan posisi kepemimpinan NTT di Indonesia, terutama dengan pertumbuhan jejak pusat data global kami," ujar Adam. "Kami siap menyediakan desain fasilitas yang fleksibel agar klien dapat mencapai tujuan bisnis mereka."

Pembangunan JKT2A juga tidak lepas dari perkembangan Artificial Intelligence (AI). Di acara konferensi pers yang digelar pada Rabu, 15 Mei, Adam menjelaskan bahwa pasar pusat data memang sedang didorong AI sehingga NTT DATA menyediakan layanannya.

Perusahaan itu menggunakan AI untuk memadatkan daya per rak hingga menghasilkan kumpulan data yang jauh lebih besar. NTT DATA pun mengeklaim bahwa, "Desain pusat data kami yang tangguh dapat memenuhi persyaratan penerapan AI saat ini dan di masa depan."

Meski penerapan AI merupakan hal yang sangat penting saat ini, pihak NTT DATA menyatakan bahwa pembangunan dan penggunaan JKT2A akan sejalan dengan pencapaian keberlanjutan mereka, yaitu target emisi bersih dan penggunaan 100 persen energi terbarukan di tahun 2030.

Presiden Direktur Global Data Center NTT DATA Indonesia Yasuhiro Kajiki menjelaskan bahwa desain pembangunan JKT2A sudah disesuaikan dengan upaya keberlanjutan seperti menggunakan pendingin udara daur ulang untuk mengurangi air limbah.

Pusat data terbaru itu juga menggunakan UPS dengan Baterai Lithium-Ion untuk menjaga sistem pendingin tahan lama, memperoleh Reusable Energy Certificate (REC), serta mendapatkan sertifikasi Kepemimpinan dalam Desain Energi dan Lingkungan (LEED).

Selain itu, NTT DATA juga memanfaatkan AI untuk mencapai emisi bersih dalam beberapa tahun ke depan. Seperti yang dijelaskan oleh Adam, AI membantu optimasi pemeliharaan dan pelatihan sehingga pusat data bisa menggunakan lebih sedikit aliran udara.

"Ada banyak komponen AI berbeda yang berperan dalam cara kami mengelola pusat data dan kami terlibat masa pertumbuhannya. Kami menjadi lebih baik dalam hal ini dan menerapkan lebih banyak setiap tahunnya," jelas Adam.

JKT2A berlokasi di pusat Jakarta dan jaraknya sekitar 20 kilometer dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Dengan kapasitas sebesar 12MW beban IT kritis, fasilitas ini memiliki sistem pendingin udara, keamanan tingkat tinggi, dan sumber daya listrik sebagai alternatif.