JAKARTA - Setelah serius mengembangkan mobil hybrid, hidrogen, hingga akhirnya masuk ke EV, Toyota terus berinovasi demi menyediakan berbagai cara untuk menekan kadar emisi.
Baru-baru ini, pabrikan tersebut kabarnya tengah mengembangkan sebuah konsep baru yang dapat berkontribusi dalam pengurangan emisi dari mesin pembakaran internal (ICE), yaitu sebuah filter yang terintegrasi ke bagian depan kendaraan untuk menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
Dilansir dari Carscoops, Selasa, 27 Februari, Toyota, sebagai pabrikan kendaraan terbesar di dunia, kini tengah menguji inovasi ini pada mobil balap GR Corolla yang menggunakan teknologi pembakaran hidrogen.
Menurut Toyota, hasil awal dari pengujian inovasi ini menunjukkan potensi untuk membuat mobil tersebut menjadi negatif karbon, bukan hanya netral karbon. Teknologi ini dianggap sangat canggih karena tidak memerlukan daya tambahan untuk mengoperasikan sistemnya.
Prinsip kerja sistem ini adalah dengan menggunakan filter melingkar di bagian depan mobil untuk menangkap karbon dioksida, kemudian panas buangan dari mesin digunakan untuk melarutkannya menjadi cairan yang dapat dibuang. Ini berarti teknologi ini dapat diterapkan tidak hanya pada mesin yang menggunakan hidrogen, tetapi juga pada mesin pembakaran konvensional.
Dengan demikian, teknologi ini sejalan dengan visi Toyota untuk menciptakan kendaraan yang bersih secara lingkungan saat digunakan. Meskipun demikian, konsep ini masih dalam tahap pengujian.
Hingga saat ini, filter tersebut hanya mampu menangkap sekitar 20 gram karbon dioksida selama 20 putaran mobil di sirkuit atau sekitar 91 km. Namun, mesin dengan bahan bakar fosil rata-rata mengeluarkan sekitar 8.887 gram karbon per galon. Secara teoritis, dengan ukuran filter yang lebih besar, jumlah karbon dioksida yang dapat diserap juga akan bertambah, dan ini dapat diterapkan pada kendaraan komersial, seperti Hino. Namun, penerapannya pada kendaraan penumpang yang ukurannya jauh lebih kecil mungkin akan sulit.
BACA JUGA:
Salah satu tantangan dari sistem ini adalah bagaimana mengelola kandungan CO2 yang telah ditangkap. Pada mobil balap GR Corolla, filter tersebut harus diganti secara manual setiap kali mobil masuk ke pit stop, yang menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas penggunaannya.
Inovasi ini tentu membutuhkan waktu untuk menjadi sebuah teknologi yang benar-benar berguna dalam mengurangi emisi karbon. Namun, jika Toyota berhasil mengimplementasikannya, teknologi ini dapat menjadi sangat berharga bukan hanya Toyota tapi untuk semua jenis kendaraan di masa depan.