Dirikan Pusat Data dengan Tenaga Biomassa, PDG Targetkan Pencapaian Emisi Net Zero
PDG resmi dirikan pusat data hypersclae JC2 dengan tenaga biomassa (VOI/Rana Maheswari Ummairah)

Bagikan:

JAKARTA – Princeton Digital Group (PDG) resmi meluncurkan fasilitas pusat data hyperscale JC2. Pusat data berkapasitas 22MW ini diklaim sebagai mitra terbaik untuk para hyperscale dan perusahaan di bidang cloud, konten, perdagangan, AI, hingga fintech.

Dengan mendirikan JC2, PDG berkomitmen untuk menyediakan server yang aman bagi para mitranya. Chief Operating Officer dan Co-Founder PDG Varoon Raghavan pun mengeklaim bahwa JC2 memiliki fasilitas yang aman dan sangat terjaga.

Varoon menjelaskan kepada VOI bahwa PDG menggunakan five level of security sehingga tingkat keamanannya mampu dipertanggungjawabkan. Ia menekankan bahwa PDG akan terus memperhatikan keamanan fisik.

Sejauh ini, PDG telah bekerja sama dengan PT Cikarang Listrindo dan PT PLN (Persero) untuk menggunakan energi terbarukan. Kerja sama ini sendiri sejalan dengan visi PDG untuk mencapai net zero emission lingkup 1 dan 2 di tahun 2030. 

Sebagai kampus penyedia kapasitas pertama bertenaga biomassa di Indonesia, PDG mendukung visi energi terbarukan yang didorong oleh pemerintah Indonesia. Namun, saat ini PDG belum menggunakan biomassa sepenuhnya.

Ketika ditanya, Varoon menyatakan bahwa PDG belum bisa mengganti tenaga mereka sepenuhnya dengan biomassa. Dengan kata lain, PDG masih melakukan kombinasi dengan sumber yang berbeda, salah satunya seperti solar.

“Tenaga biomassa ini sangat mahal, saat ini masih 20 persen (digunakan PDG), tapi ada kemungkinan ditingkatkan (persentasenya). Biomassa ini cukup mahal, tapi PDG bertekad untuk berinvestasi pada green power,” kata Varoon.

PDG menyadari tantangan dalam penggunaan tenaga biomassa yang mereka ambil dari Cikarang Listrindo. Meski peralihannya memakan banyak biaya, PDG memanfaatkan momen ini sebagai investasi yang begitu penting.

Tekad PDG dalam mencapai visinya pun terlihat dalam kerja sama program REC. PDG menjadi pembeli pertama REC, produk hijau keluaran PLN. Dengan pembelian ini, PDG mendapatkan sumber energi panas bumi untuk tiga pusat data, yakni di Jakarta, Bandung, dan Pekanbaru.