JAKARTA – Universitas Tokyo mendirikan Observatorium Atacama Tokyo (TAO) di Gurun Atacama, tepatnya di Gunung Chajnantor. Observatorium ini baru diresmikan pada 30 April setelah dibangun selama 26 tahun.
TAO berada di ketinggian 18.500 kaki dan teleskop inframerah optiknya, yang berukuran 6,5 meter, menjadi yang tertinggi di dunia. Observatorium ini telah mengalahkan rekor Observatorium Chacaltaya yang berada di Gunung Chacaltaya dengan tinggi 17.191 kaki.
Selain Chacaltaya, ada tiga observatorium lainnya yang memegang rekor ketinggian, yaitu Observatorium James Exe dengan tinggi 17.100 kaki, Teleskop Kosmologi Atacama dengan ketinggian 17.030 kaki, dan Observatorium Llano de Chajnantor dengan tinggi 16.700 kaki.
Universitas Tokyo sengaja mendirikan observatorium di tempat yang sangat tinggi. Hal ini perlu dilakukan agar kelembapan udaranya semakin sedikit dan teleskop di TAO bisa mengamati seluruh panjang gelombang near-infrared dengan sangat jelas.
Teleskop yang dimiliki TAO mampu mengambil gambar dengan resolusi tertinggi sehingga akan digunakan untuk mempelajari kelahiran galaksi dan asal-usul planet. Teleskop TAO juga akan melakukan penelitian sains mutakhir lainnya.
BACA JUGA:
Melalui situs resmi Universitas Tokyo, dijelaskan bahwa upacara pembukaan TAO dihadiri oleh berbagai tokoh penting, seperti Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Sains dan Teknologi dan Kementerian Sains, Teknologi, Pengetahuan dan Inovasi Chili.
Selain itu, ada Kementerian Sains, Teknologi, Pengetahuan dan Inovasi Chili, Kementerian Luar Negeri Chili, Kedutaan Besar Jepang di Chili, beberapa perusahaan Jepang, dan ratusan orang dari Universitas Tokyo.
Meski gedungnya sudah diresmikan, seluruh pengamatan ilmiah dengan akan dilakukan pada tahun 2025. Setelah pengamatan dimulai, para ilmuwan akan mengamati antariksa dari fasilitas pangkalan TAO dan ruang observasi jarak jauh di Institut Astronomi yang ada di Jepang.